
Luhut Sebut RI Ketiban Durian Runtuh Rp640 Triliun dari Nikel di 2023

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut RI masih ketiban "durian runtuh" dari nikel pada tahun 2023 lalu.
Luhut menyebut, RI meraup US$ 40 miliar atau sekitar Rp 640 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per US$) dari komoditas nikel pada 2023 lalu.
Nilai ekspor nikel ini terus melonjak, terutama dibandingkan 2014 lalu saat RI mengekspor bijih nikel "hanya" mendapatkan US$ 1,5 miliar atau US$ 2 miliar.
Seperti diketahui, sejak 1 Januari 2020 RI mulai menghentikan ekspor bijih nikel dan hanya mengekspor nikel yang sudah melalui proses pengolahan dan pemurnian di dalam negeri.
"Saya sampaikan pertumbuhan ekonomi melalui industrialisasi dan hilirisasi ini terus berlanjut, dulu kita ekspor 1,5 miliar dolar atau 2 miliar dolar, tahun lalu kita sudah 40 miliar dolar," ungkap Luhut di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (05/06/2024).
Tanpa hilirisasi, menurutnya nilai ekspor tersebut tidak akan bisa dicapai RI.
"Kalau tanpa ini, ekonomi kita hari ini sudah akan goyah," imbuhnya.
Dia pun optimistis ke depannya nilai ekspor nikel RI akan semakin meningkat. Bahkan, diperkirakan bisa tembus hingga US$ 70 miliar pada 2028 mendatang.
"Dan 2028 saya kira kita bisa dekat 70 miliar dolar karena kita sudah produksi prekursor katoda dan lain-lain," pungkasnya.
Sebelumnya, Luhut sempat menyebut nilai ekspor nikel melesat menjadi US$ 11,6 di tahun 2020, lalu US$ 22,214 di tahun 2021 dan di tahun 2022 kembali mengalami lonjakan mencapai US$ 33,8 miliar atau Rp 507,33 triliun (asumsi kurs Rp 15.010 per US$).
"Tahun 2014 nilai ekspor sekitar US$ 2 billion. Sekarang (2022) US$ 33,8 billion. Ini untuk klarifikasi kepada kalian semua," ungkap Luhut dalam "Nickel Conference 2023" ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (25/7/2023).
(wia) Next Article Proyek Kebanggaan Jokowi Ini Bisa Bikin RI Kebanjiran Rp 500 Triliun
