²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Menlu Retno 'Semprot' Israel & Netanyahu, Bawa-Bawa Perang Dunia 2

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
05 June 2024 17:15
Menlu RI Retno Marsudi (Ist Tangkapan Layar Kemlu.go)
Foto: Menlu RI Retno Marsudi (Ist Tangkapan Layar Kemlu.go)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi kembali melontarkan kritikan keras kepada Israel dalam serangannya di wilayah kantong Palestina, Gaza. Hal ini dilontarkannya dalam dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI, Rabu (5/6/2024).

Dalam paparannya, Retno menyebut kerusakan yang ditimbulkan dari serangan Israel ke Gaza sangatlah parah. Mengutip laporan UNDP, Retno bahkan menyebut level kerusakan yang ada di Gaza tidak pernah dilihat sejak Perang Dunia 2 (PD 2) tahun 1945.

"Lebih dari 70% perumahan hancur dan 37 juta ton reruntuhan harus dibersihkan. Sebagai perbandingan, perang Israel-Hamas di Gaza tahun 2014 menimbulkan 2,4 juta reruntuhan. Diperkirakan biaya konstruksi nantinya setelah perang berakhir mencapai US$ 50 miliar (Rp 814 triliun)," ujarnya.

Menurutnya, dengan cara seperti ini, warga Gaza dan Palestina lainnya saat ini berada dalam posisi yang sangat memprihatinkan. Ia menjelaskan saat ini pengungsi Gaza seakan tidak dapat kembali ke tanah kelahirannya karena terus diserang dan diduduki Israel.

"Palestina menjadi nihil adalah tujuan strategi yang sebenarnya dikejar oleh Israel. Peluang Bangsa Palestina untuk memiliki negara secara sistematis berusaha dihilangkan," tuturnya.

"Tanah Palestina semakin digerogoti oleh Israel sehingga tanah yang menjadi hak bangsa Palestina makin berkurang atau shrinking. Penduduk terus terusir dan terbunuh."

Dalam situasi ini, Retno kemudian menjelaskan bahwa Indonesia masih terus mendorong agar situasi di Gaza tidak semakin buruk dan hak kenegaraan Palestina terus dapat dijaga. Hal ini dilakukan dari cara-cara diplomasi dan juga pengiriman bantuan kemanusiaan.

Di bidang diplomasi, Retno menjelaskan Indonesia akan menggunakan segala cara yang ada untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Di Dewan HAM PBB, misalnya, RI mendorong implementasi Two State Solution dan mendorong lebih banyak negara Eropa utamanya Uni Eropa untuk mengakui negara Palestina.

Retno memaparkan bahwa setelah dari forum itu, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol mengakui kedaulatan dan eksistensi negara Palestina. Hal ini kemudian dilanjutkan oleh Slovenia.

"Sudah terdapat 144 negara yang mengakui Palestina dengan demikian masih terdapat 49 negara yang belum mengakui Palestina. Sebagian besar mereka adalah negara-negara barat termasuk Amerika Serikat, Australia, dan negara Uni Eropa," tambahnya.

Dari sisi kemanusiaan, Indonesia juga telah memberikan bantuan darat maupun melalui udara dalam menunjang kebutuhan masyarakat di Gaza. Diketahui, bantuan logistik bagi warga sipil saat ini menghadapi hambatan karena sejumlah donor UNRWA seperti Amerika Serikat menghentikan pendanaannya untuk organisasi tersebut.

"Bantuan untuk UNRWA kita tingkatkan beberapa kali dan kedepan bantuan akan disesuaikan terus dengan kebutuhan."

Lebih lanjut, dalam paparannya, Retno meminta agar Israel patuh terhadap keputusan Pengadilan Internasional untuk dapat segera menghentikan serangannya ke Gaza. Ia juga meminta Tel Aviv agar mematuhi skema Two State Solution seperti yang telah disepakati dalam Perjanjian Oslo dengan mengakui adanya Palestina.

"Dewan Keamanan PBB juga punya peran penting dalam memaksa Israel menjalankan keputusan Pengadilan Internasional dan terus berusaha menyelesaikan proses keanggotaan Palestina di PBB," tandasnya.

Perang antara Israel dan Hamas berkecamuk sejak 7 Oktober lalu. Saat itu, Hamas melancarkan serangkaian serangan terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.100 orang. Operasi militer Israel ke Gaza yang menjadi balasan serangan ini telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina.


(luc/luc) Next Article Serukan Palestina Merdeka, Menlu Retno Tuntut Netanyahu Patuhi ICC

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular