²©²ÊÍøÕ¾

Special Dialogue Apkasindo

Bukan Cuma Biodiesel, RI Targetkan Pemanfaatan Sederet Bioenergi Ini

Elga Nurmutia, ²©²ÊÍøÕ¾
06 June 2024 15:11
Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi saat memberikan keynote speech dalam Special Dialogue APKASINDO di Menara Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi saat memberikan keynote speech dalam Special Dialogue APKASINDO di Menara Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Pemerintah menargetkan pemanfaatan sejumlah bioenergi di masa mendatang untuk mengurangi jumlah emisi karbon secara signifikan. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Eniya Listiani Dewi menuturkan, Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 358 juta ton pada 2030 dengan target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, selain biodiesel, pemerintah akan menerapkan sederet bioenergi lainnya.

"Ke depan kita harapkan karena dengan adanya pemakaian bioenergy ini kita tingkatkan tidak salahnya kita sekarang mulai mengidentifikasi penggunaan bioethanol, bioavtur, lalu HVO, dan ini dibutuhkan untuk kita bersama-sama menurunkan CO2. Karena kita berprinsip untuk mengikuti prinsip SDGs, keterlibatan petani sangat penting," ujar dia dalam acara Special Dialogue Strategi Meningkatkan Daya Saing Kelapa Sawit Indonesia Melalui Hilirisasi, Kamis (6/6/2024).

Dia melanjutkan, pada saat ini, pemerintah mendorong adanya pemakaian bensin sawit atau bensa dan skalanya ini bisa dilakukan BUMD atau BUMDES, serta berbasis kerakyatan. Eniya mengungkap, saat ini masih dalam tahapan riset, ke depannya perlu ada akselerasi pemakaiannya di tengah masyarakat.

"Jadi tidak dikuasai industri besar tetapi rakyat bisa melakukan ini dan targetnya adalah karena ini campuran bensin jadi motor itu bisa beralih dengan penggunaan turunan dari CPO ke green fuel dan tentu saja pengembangan untuk advantage generation dari biofuel kita dorong agar prosesnya lebih efisien dan nantinya kita menyesuaikan spesifikasi dengan kebutuhan konsumen juga," kata dia.

Dia juga mengharapkan agar harga sawit ini bisa stabil, sehingga petani juga bisa senang dengan kestabilan harga ini karena hilirisasi dari CPO bisa tercapai. Pemerintah saat ini sedang melakukan revisi untuk instruksi presiden nomor 6 tahun 2019 tentang rencana aksi nasional perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di antaranya dengan menambah ketentuan terkait ISPO untuk bioenergy termasuk untuk biodiesel yang bertujuan untuk produksi biodiesel di Indonesia dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berkelanjutan baik itu aspek ekonomi, sosial, lingkungan.

"Ini saya sering utarakan kepada pihak luar bahwa kita on the track melakukan pengembangan CPO berkelanjutan dan tentu saja peluang untuk keterlibatan petani ada, lalu kita ke depan kita melihat penggunaan bahan bakar yang terus meningkat ini dengan adanya hilirisasi dari CPO akan membantu meringankan atau menurunkan potensi ekspor," imbuhnya.

Menurut dia, hilirisasi dari produk pertanian dan perkebunan harus dilakukan secara masif sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani dan untuk memperkuat perekonomian kerakyatan. Dia menambahkan, diperlukan peningkatan infrastruktur pendukung dari implementasi biofuel dengan lebih masif.


(rah/rah) Next Article Tinggal Tunggu Waktu, Biodiesel B40 Bakal Segera Diterapkan RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular