²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Laporan Terbaru PBB Sebut Israel & Hamas Sama-Sama Kejam, Ini Isinya

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
13 June 2024 13:35
Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. (REUTERS/Hatem Khaled)
Foto: Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya 50 orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. (REUTERS/Hatem Khaled)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penyelidikan PBB menuduh Israel dan Hamas sama-sama melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan sejak 7 Oktober 2023 lalu. Ini merupakan tanggal serangan mendadak Hamas terhadap Israel dan serangan balik Tel Aviv di Gaza yang berlangsung hingga kini.

Tuduhan tersebut dimuat dalam dua laporan paralel oleh komisi penyelidikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Komisi yang dibentuk pada tahun 2021 dan diketuai oleh mantan kepala hak asasi manusia PBB Navi Pillay itu menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia di Israel dan wilayah Palestina.

Laporan pertama difokuskan pada kejahatan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Palestina selama serangan 7 Oktober, sementara yang kedua mengkaji kesalahan Israel dalam kematian warga sipil dalam skala besar dalam serangan balasan Israel terhadap Hamas di Gaza.

Komisi tersebut, yang tidak memiliki kewenangan untuk menjatuhkan hukuman apapun ke pihak terkait, menguraikan kejahatan serius yang dilakukan oleh Israel dan Hamas.

Mereka menuduh sayap militer Hamas dan enam kelompok bersenjata Palestina lainnya - yang dalam beberapa kasus dibantu oleh warga sipil Palestina - melakukan pembunuhan, penyiksaan, kekerasan seksual, dan penculikan sistematis.

"Banyak penculikan dilakukan dengan kekerasan fisik, mental, dan seksual yang signifikan serta perlakuan yang merendahkan dan memalukan, termasuk dalam beberapa kasus memamerkan para korban penculikan," demikian laporan tersebut, seperti dikutip The Guardian, Kamis (13/6/2024).

"Wanita dan tubuh wanita digunakan sebagai 'piala kemenangan' oleh pelaku pria."

Dalam sebuah pernyataan, panel komisi tersebut mengatakan telah mengidentifikasi pola kekerasan seksual oleh Hamas dan menyimpulkan bahwa ini bukanlah insiden yang terisolasi, tetapi kejadian serupa yang terjadi di lokasi yang berbeda.

Laporan tersebut juga menguraikan penodaan tubuh, termasuk dengan cara yang seksual, serta pemenggalan kepala dan pembakaran.

Komisi tersebut juga mengecam tindakan Israel dalam perang di Gaza. Mereka menuduhnya menggunakan kekuatan yang tidak proporsional yang merupakan serangan langsung terhadap warga sipil, yang mengakibatkan tingkat korban yang "tak tertandingi dalam konflik-konflik dalam beberapa dekade terakhir".

"Otoritas Israel bertanggung jawab atas kejahatan perang berupa kelaparan sebagai metode peperangan, pembunuhan atau pembunuhan yang disengaja, dengan sengaja mengarahkan serangan terhadap warga sipil dan objek sipil, pemindahan paksa, kekerasan seksual, penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi atau kejam, penahanan sewenang-wenang dan pelecehan terhadap martabat pribadi," kata komisi tersebut.

Dugaan kekerasan seksual oleh pasukan Israel terkait dengan menelanjangi pria dan anak laki-laki Palestina, yang foto-fotonya dipublikasikan oleh pasukan Israel, yang menurut laporan tersebut "dimaksudkan untuk menimbulkan penghinaan yang parah".

Laporan tersebut juga menuduh Israel atas kejahatan perang berupa kelaparan, dengan mengatakan Israel tidak hanya gagal menyediakan pasokan penting seperti makanan, air, tempat tinggal dan obat-obatan untuk warga Palestina, tetapi juga "bertindak untuk mencegah pasokan kebutuhan tersebut oleh orang lain".

Menolak temuan tersebut, misi diplomatik Israel untuk PBB di Jenewa mengatakan: "Komisi penyelidikan sekali lagi membuktikan bahwa semua tindakannya adalah untuk kepentingan agenda politik sempit terhadap Israel." Hamas tidak menanggapi permintaan komentar.

Laporan tersebut diterbitkan saat Israel dan Hamas saling mengklaim bahwa mereka berkomitmen pada rencana gencatan senjata untuk Gaza yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir dan Qatar.


(luc/luc) Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular