²©²ÊÍøÕ¾

RI Siapkan 4 Jurus Ini Biar Produksi Minyak Gak Makin Tenggelam

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
19 June 2024 13:30
tambang minyak lepas pantail
Foto: ist

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempunyai empat strategi untuk mendorong peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengakui produksi migas, terutama untuk minyak, dalam beberapa tahun terakhir ini terus mengalami penurunan secara alamiah. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor.

Misalnya, penghentian produksi secara tidak terduga (unplanned shutdown) hingga lapangan minyak yang sudah berusia tua. Oleh sebab itu, sebagai antisipasi agar penurunan produksi tidak semakin parah, pihaknya telah memetakan empat strategi peningkatan produksi.

"Sebagai antisipasi, SKK dorong KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) ngebor mencapai 950 sumur. Di samping itu ada empat strategi utama peningkatan produksi," ungkap Arifin dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/6/2024).

Arifin memerinci empat strategi tersebut, yakni pertama peningkatan pengeboran sumur pengembangan dan reaktivasi sumur yang tak aktif (idle). Kedua, transformasi sumber produksi melalui percepatan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) dan mulai beroperasinya (onstream) proyek hulu migas.

Ketiga, penerapan penggunaan teknologi pengurasan tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) melalui bahan kimia dan injeksi air (water flood). Keempat, kegiatan eksplorasi giant discovery di wilayah Indonesia timur.

Sebagaimana diketahui, Kementerian ESDM mengusulkan lifting minyak dan gas bumi pada RAPBN 2025 sebesar 1,583-1,648 juta barel setara minyak per hari (barrels oil equivalent per day/ BOEPD), terdiri dari lifting minyak sebesar 580-601 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi sebesar 1,003-1,047 juta BOEPD.

Sementara lifting minyak pada APBN 2024 ini ditargetkan sebesar 635 ribu bph. Namun realisasi hingga Mei 2024 ini tercatat baru sebesar 5651,9 ribu bph. Dengan demikian, perkiraan lifting minyak sampai akhir tahun 2024 ini diperkirakan hanya sekitar 595 ribu bph, lebih rendah dari target dalam APBN 2024 tersebut.

Adapun realisasi lifting minyak pada 2023 tercatat mencapai 605,5 ribu bph. Bila lifting minyak hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya 595 ribu bph, maka artinya produksi terangkut minyak pada tahun ini kembali menurun dibandingkan tahun lalu.

Begitu juga dengan realisasi penyaluran atau lifting gas bumi. Pada APBN 2024 lifting gas ditargetkan mencapai 1,033 juta boepd. Namun, sampai Mei 2024 hanya sebesar 939,8 ribu boepd. Oleh karena itu, perkiraan lifting gas sampai akhir tahun ini diperkirakan hanya sebesar 993,8 ribu boepd.

Sementara realisasi lifting gas pada 2023 tercatat mencapai 960 ribu boepd. Bila lifting gas sampai akhir tahuh ini diperkirakan bisa mencapai 993,8 ribu boepd, maka artinya lifting gas meningkat dibandingkan realisasi pada 2023 lalu. Namun, bila lifting gas tetap berada di kisaran saat ini, maka artinya lifting gas juga mengalami penurunan dibandingkan capaian lifting pada tahun 2023 lalu.


(wia) Next Article Produksi Minyak RI Makin Susut, Ini Bukti Terbarunya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular