
Pabrik Tekstil Tutup Berjamaah, Dampak ke Ekspor RI Gak Kaleng-Kaleng

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor tekstil dan produk tekstil dari Indonesia mengalami penurunan pada periode Januari-Mei 2024. Penurunan ini terjadi seiring dengan banyaknya pabrik tekstil di beberapa wilayah Indonesia yang gulung tikar.
"Secara kumulatif ekspor tekstil mengalami penurunan 0,80%," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, Rabu, (19/6/2024).
Meski demikian, Habibullah mengatakan mulai terjadi peningkatan ekspor pada bulan Mei 2024 ini dibandingkan April 2024. "Nilai ekspor komoditas tekstil atau kode HS dari 50 sampai 63 cenderung mengalami peningkatan pada Mei dibandingkan April 2024,"
Habibullah mengatakan lembaganya hanya mencatat satu jenis komoditas tekstil yang mengalami penurunan, yakni dengan kode HS 50 atau sutra. "Dari 14 HS dua digit, hanya kode 50 yaitu sutra yang turun," katanya.
Sebelumnya, dilaporkan sejumlah pabrik termasuk produsen tekstil di sejumlah daerah Indonesia terpaksa menutup pabriknya sepanjang awal 2024 ini. Berdasarkan data Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara terdapat 6 pabrik tekstil yang telah gulung tikar. Penutupan pabrik itu menyebabkan 11 ribu pekerja mengalami PHK.
Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jawa Barat bahkan mencatat sudah ada 22 pabrik yang tutup. Mereka khawatir masih ada kemungkinan pabrik-pabrik lainnya menyusul menutup sentra produksinya.
![]() Pekembangan ekspor. (Dok. BPS) |
(haa/haa) Next Article Sri Mulyani Soroti Dumping, Biang Kerok PHK Industri Tekstil