
Ramai-Ramai Orang Kaya Kini Tinggalkan Inggris, Ada Apa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebuah penelitian baru menunjukkan jumlah orang kaya yang meninggalkan Inggris tahun ini diperkirakan mencapai rekor. Penelitian ini dilakukan oleh Henley, sebuah konsultan yang melacak tren migrasi.
Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi Henley yang dikutip Rabu (19/6/2024) menunjukkan bahwa Inggris akan mengalami kehilangan sebanyak 9.500 individu dengan kekayaan bersih tinggi pada tahun 2024. Jumlah tahun ini bertambah dua kali lipat angka tahun lalu sebesar 4.200, yang merupakan angka tertinggi dalam sejarah.
"Lebih banyak jutawan mulai meninggalkan negara itu dan lebih sedikit yang datang," demikian laporan tersebut, seperti dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International.
"Khususnya, selama periode enam tahun dari tahun 2017 hingga 2023 pasca-Brexit, Inggris kehilangan total 16.500 jutawan karena migrasi. Perkiraan sementara untuk tahun 2024 bahkan lebih memprihatinkan," tambah penelitian itu.
Sementara Hannah White, CEO lembaga pemikir Institute for Government, mencatat bahwa eksodus orang kaya ini dapat dipercepat oleh pemilihan umum tahun ini. Jajak pendapat terkini menunjukkan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah unggul mencolok atas saingannya, Partai Konservatif yang berhaluan kanan.
Sebuah jajak pendapat oleh Savanta untuk surat kabar The Telegraph, yang diterbitkan pada akhir pekan, memberikan suara kepada Partai Buruh sebesar 46%, lebih dari dua kali lipat suara yang diperoleh Partai Konservatif sebesar 21%, dengan partai sayap kanan populis Reform tidak jauh di belakang dengan perolehan suara sebesar 13%.
Partai Buruh telah memposisikan dirinya sebagai partai yang pro-bisnis dengan fokus pada penciptaan kekayaan. Akan tetapi, manifesto pemilihannya juga jelas bahwa partai ini berencana untuk menyasar celah-celah yang menguntungkan orang kaya untuk mendanai layanan publik dengan lebih baik.
Partai ini telah berjanji untuk menutup celah-celah pajak bagi mereka yang disebut sebagai individu yang tidak berdomisili di Inggris, mengurangi penghindaran pajak, menghapus keringanan pajak untuk sekolah-sekolah swasta, dan menaikkan pajak atas pembelian properti tempat tinggal oleh penduduk non-Inggris Raya.
"Arus keluar individu-individu dengan kekayaan bersih tinggi yang telah dihasilkan oleh konteks ekonomi dan politik kini dipercepat oleh keputusan-keputusan kebijakan menjelang pemilihan," tulis White dalam laporan Henley.
"Selain bea masuk 40% yang telah dikenakan pada harta warisan di atas ambang batas £325.000, pemerintah Konservatif telah mengadopsi inti dari kebijakan oposisi Partai Buruh untuk mengakhiri rezim pajak non-dom di Inggris mulai tahun 2025. Dan bagi mereka yang menyekolahkan anak-anak mereka di sektor sekolah swasta yang disegani di Inggris, komitmen Partai Buruh untuk menghapus pengecualian dari PPN 20% yang dinikmati oleh sekolah swasta akan menjadi perkembangan yang tidak diinginkan lebih lanjut," tambah White.
Inggris berada di urutan kedua setelah China dalam peringkat Henley. Di mana raksasa Asia Timur itu diperkirakan akan mengalami arus keluar bersih sebanyak 15.200 jutawan pada tahun 2024.
Proyeksi tersebut menandai perubahan drastis bagi Inggris, yang pernah dipandang sebagai lokasi utama bagi orang-orang superkaya dunia. Henley mencatat bahwa antara tahun 1950-an dan awal tahun 2000-an, negara itu menyaksikan banyak keluarga kaya pindah ke pesisirnya dari seluruh daratan Eropa, Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Menurut Henley, jumlah orang kaya di Inggris telah turun 8% selama dekade terakhir. Ini sangat kontras dengan sebagian besar negara ekonomi besar lainnya di seluruh Eropa dan sekitarnya.
Jumlah individu dengan kekayaan bersih tinggi di Jerman, misalnya, telah meningkat 15% selama periode tersebut. Ini juga terjadi di Amerika Serikat (AS) dengan lonjakan 62%.
(sef/sef) Next Article China Disebut Diam-Diam Menyusup ke Pemilu Inggris, Begini Modusnya
