
Was-Was Luas Tanam Padi Turun Terus, Mentan Amran Siapkan Jurus Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, dampak fenomena iklim El Nino yang melanda Indonesia dan memicu suhu panas dan kekeringan ekstrem di tahun 2023 masih berlanjut hingga tahun 2024 ini.
Sementara itu, lanjut Amran, berdasarkan surat edaran BMKG tertanggal 24 Mei 2024 terkait kesiapsiagaan kekeringan 2024, musim kemarau di Indonesia diprediksi mulai bulan Juni sampai September 2024, dan puncaknya di Agustus 2024.
"Untuk itu perlu segera diantisipasi dampaknya terhadap kinerja produksi pangan dalam negeri, termasuk El Nino 2023 yang dampaknya masih berlanjut ke tahun 2024," kata Amran saat Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IV DPR d Jakarta, Kamis (20/6/2024.
Dia mengungkapkan, luas tanam tahun ini mengalami penurunan hingga 36,90%. Kondisi ini, kata dia, akan berdampak pada hasil panen padi di dalam negeri.
"Data BPS menunjukkan, luas tanam padi selama masa tanam Oktober 2023-April 2024 sebesar 6,55 juta hektare (ha). Mengalami penurunan sebesar 3,83 juta hektare, jika dibandingkan rata-rata periode sama tahun 2015-2019 yang mencapai 10,39 juta hektare," paparnya.
"Penurunan luas tanam ini tentu sangat berpengaruh terhadap penurunan luas panen yang pada gilirannya berdampak pada produksi padi yang dihasilkan," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, Kementerian Pertanian (Kementan) fokus melakukan langkah-langkah antisipasi musim kemarau tahun 2024.
Mulai dari pompanisasi lahan sawah tadah hujan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi lahan rawa, optimalisasi waduk/ bendungan, teknologi pertanian hemat air, dan gerakan panen air pada akhir musim hujan.
"Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia," ujar Amran.
"Kementan bersama dengan stakeholder terkait akan terus mengawasi dan melaksanakan langkah-langkah kesiapsiagaan kemarau dengan cermat untuk mengurangi dampak negatif musim kemarau terhadap produksi pangan nasional dan mempertahankan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat," lanjutnya.
Sementara itu, untuk tahun 2025, Amran menargetkan produksi padi mencapai 56,05 juta gabah kering giling (GKG). Lalu produksi jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772 ribu ton, kakao 641 ribu ton, tebu 36 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4,0 juta ton.
(dce/dce) Next Article Mentan, Kepala Badan Pangan dan Bos BUMN Kumpul di DPR, Ada Apa?