²©²ÊÍøÕ¾

Harga Nikel Cs Naik Turun, Begini Jurus RI Bisa Bertahan

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
24 June 2024 15:35
A worker poses with a handful of nickel ore at the nickel mining factory of PT Vale Tbk, near Sorowako, Indonesia's Sulawesi island, January 8, 2014. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID membeberkan cara, supaya Indonesia bisa bertahan di tengah gonjang-ganjing harga komoditas pertambangan seperti nikel, timah, dan tembaga di dunia.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menyebutkan bahwa produk nikel yang dihasilkan di Indonesia harus memiliki nilai kompetitif yang tinggi. Jadi, jika harga nikel dunia tiba-tiba anjlok, Indonesia masih bisa bertahan lantaran biaya produksi yang murah.

"Begitu harga (nikel) jatuh dari US$ 17 ribu (per ton) atau turun ke US$ 15 ribu-an, (produsen nikel) Australia mati, Filipina mati, tapi kita cost rendah kita survive. Itu makanya kita manfaatkan semua agar bisa dimonetisasi agar bisa survive," ujar Dilo dalam acara MINDialogue ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Senin (24/6/2024).

Selain biaya produksi yang murah, kata Dilo, Indonesia juga perlu membangun kerjasama dengan perusahaan luar agar bisa berkolaborasi dalam pasar dunia. "Jadi value chain harus diubah, kita gak bisa bangun 1 smelter, RKEF ratusan, ratusan smleter, jangan-jangan harus kolaborasi, karena proses panjang, kita harus sama-sama, market yang di luar kita coba untuk manage sama-sama," tambahnya.

Namun, dia menilai untuk bisa mengembangkan nilai kompetitif dari nikel di Indonesia, dibutuhkan dukungan negara agar Indonesia bisa mengontrol harga pasar nikel dunia. "Jadi pertama memang butuh kehadiran negara, dalam mengelola (mineral) strategis dan kritis, artinya harus ada kuota berapa yang perlu dikeluarkan dari Indonesia, untuk kontrol harga yang ada di luar," tegasnya.

Hal itu, dia contohkan seperti pada komoditas timah. Dilo mengungkapkan saat ini ada 3 negara yang bisa mengontrol harga timah dunia. "Timah kita kontrol sekarang karena pemain cuma 3, 80% yang kontrol 3 negara. 3 negara gak produksi, harga pasti naik," imbuhnya.

Dengan begitu, Dilo menilai negara harus hadir untuk menata tata kelola komoditas tambang. Hal itu dilakukan agar Indonesia bisa menjadi penentu tren komoditas mineral kritis dan strategis dunia yang saat ini juga tengah diincar untuk mengembangkan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

"Hilirisasi kita harus kompak untuk optimalkan infrastruktur yang sudah diinvestasikan agar investasinya baik, bukan cuma kompetitif di sini tapi di seluruh dunia," tandasnya.


(pgr/pgr) Next Article MIND ID Kebut Proyek Strategis Demi Perkuat Program Hilirisasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular