²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Putin Mendadak Panggil Dubes AS untuk Rusia, Umumkan Perang?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
26 June 2024 15:30
Kandidat presiden Rusia dan petahana Presiden Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Foto: Kandidat presiden Rusia dan petahana Presiden Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. (REUTERS/Maxim Shemetov)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Rusia telah memberikan sebuah pesan kepada Amerika Serikat (AS) yang disampaikan lewat Duta Besar (Dubes) Washington untuk negara itu. Hal ini terjadi saat hubungan Rusia dan AS sedang terus bereskalasi pasca perang di Ukraina.

Dalam laporan Al Jazeera, Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Dubes AS untuk Moskow, Lynne Tracy, Senin (24/6/2024). Pemanggilan ini dilakukan untuk mengalamatkan tudingan bahwa AS berkontribusi dalam serangan Ukraina ke Sevastopol hari Minggu lalu yang menewaskan 4 warga, 2 diantaranya anak-anak.

Diketahui, serangan itu dilakukan dengan lima rudal Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) yang dipasok AS. Moskow mengatakan tindakan ini tidak akan dibiarkan tanpa aksi balasan.

"Tindakan Washington seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan. Pasti akan ada tindakan respons," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan dikutip Al Jazeera.

Pernyataan serupa juga digemakan oleh Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov. Ia menyebut serangan itu "benar-benar biadab" dan mengatakan akan bereaksi terhadap keterlibatan AS.

"Anda harus bertanya kepada rekan-rekan saya di Eropa, dan terutama di Washington, mengapa pemerintah mereka membunuh anak-anak Rusia," tandanya.

Peskov juga merujuk pada komentar Presiden Rusia Vladimir Putin tentang rencana untuk mempersenjatai negara-negara yang berpotensi melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran Barat. Diketahui, Putin pekan lalu menyetujui pakta aliansi militer dengan Korea Utara.

"Tentu saja, keterlibatan AS dalam pertempuran, yang mengakibatkan kematian warga Rusia yang damai, pasti mempunyai konsekuensi," tambah Peskov. "Yang mana tepatnya, waktu yang akan menjawabnya".

Di sisi lain, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa AS menyediakan senjata kepada Ukraina agar Ukraina dapat mempertahankan kedaulatannya dari serangan militer Rusia. Miller juga menyebut Tracy telah menyampaikan ungkapan duka cita atas korban serangan di Sevastopol

Sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022, Moskow terus-menerus mengklaim bahwa mereka secara efektif melakukan perang proksi dengan Barat. Hal ini disebabkan dukungan Barat terhadap Kyiv, dari bantuan senjata hingga penjatuhan ribuan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa bantuan senjata Barat yang terus berlanjut hanya akan memperpanjang perang. Menurut Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia Jerman, yang melacak bantuan keuangan dan militer Barat ke Kyiv, AS dan sekutunya telah menghabiskan puluhan miliar dolar untuk membeli senjata bagi Ukraina.

Washington memimpin daftar donor senjata terbesar di Kyiv dengan bantuan senilai US$ 53,89 miliar (Rp 885 triliun). Jerman dan Inggris berada di urutan kedua dan ketiga dengan masing-masing US$ 10,91 miliar (Rp 180 triliun) dan US$ 9,41 miliar (Rp 154 triliun).

Sementara itu, pasukan Rusia pun terus mencetak kemenangan dalam medan peperangan. Terbaru, Moskow memperoleh keuntungan yang stabil di Donbass dan meluncurkan operasi baru di wilayah timur laut Kharkiv.


(luc/luc) Next Article Putin Menggila! Bernafsu Selesaikan Perang, Bombardir Seluruh Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular