
Tak Cuma Baju Impor, Ini Biang Kerok Lain Bikin Matahari Tutup Gerai

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Peritel modern, Matahari Department Store (Matahari), dikabarkan menutup gerainya yang ada di WTC Serpong dan Mal Balekota Tangerang. Kabar ini ramai jadi sorotan, namun hingga berita ini diterbitkan, manajemen Matahari belum merespons upaya konfirmasi oleh ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia.
Penutupan gerai oleh Matahari Department Store dibenarkan telah terjadi oleh Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah. Dia membenarkan penutupan gerai Matahari tersebut dan menyebut hal itu terjadi karena toko kesulitan bersaing dengan barang impor murah.
"Iya untuk Matahari problemnya banyak, barang impor yang masuk Indonesia tanpa bayar pajak, SNI dan sebagainya, itu berat. Jadi kuncinya pengetatan pembatasan untuk barang-barang yang ilegal impor supaya pabrik-pabrik yang membuat barangnya di Indonesia bisa bertahan," kata Budihardjo kepada ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Selasa (2/7/2024).
Selain gempuran barang impor, Matahari dan toko ritel lain yang menjual produk brand kenamaan dunia juga ternyata kesulitan menjual barangnya karena kalah bersaing dari produk impor yang dijual murah secara daring alias online shopping.
"Barang dan brand fashion global sulit masuk. Di mal kesulitan menjual. Untuk toko-toko branded yang sudah taat pajak seharusnya dipermudah, sedangkan impor borongan ilegal yang nggak taat pajak diawasi, jadi menaikkan pajak impor bukan solusi," kata Budihardjo.
Padahal, minat terhadap brand kenamaan dunia sangat besar di Indonesia, tidak sedikit yang harus belanja di pasar premium luar neger.
"Merek global impor yang kelasnya bukan UKM luar negeri masuk harus dikasih kemudahan seperti karena itu traffic cooler untuk turis luar negeri dan turis Indonesia nggak belanja di luar negeri tapi belanja di Indonesia aja," kata Budihardjo.
Nasib Matahari dan ritel fashion lainnya sangat berbeda dengan toko food n beverage (FnB) seperti kedai kopi dan lainnya.
"Industri ritel sudah mulai pulih, resto penuh, food and beverage bagus, cuma untuk barang fashion sepatu belum pulih, ada banyak faktor, untuk merek global kesulitan impor, untuk lokalnya perlu dukungan pemerintah untuk meningkatkan brand atau merek," sebut Budihardjo.
(dce) Next Article Bos Peritel Blak-blakan Ada Ancaman Intai RI, Lebih Bahaya dari Jastip
