
Utang RI Nambah Lagi Jadi Rp8.353,02 T, Kantor Sri Mulyani Buka Suara

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Utang pemerintah kembali bertambah pada Mei 2024 menjadi sebesar Rp 8.353,02 triliun, naik 0,17% dari catatan pada bulan sebelumnya sebesar Rp 8.338,43 triliun.
Posisi utang per 31 Mei 2024 itu membuat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 38,71%. Rasio utang itu naik dari catatan per 30 April 2024 yang sebesar 38,64%.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, bertambahnya utang pemerintah itu memang disebabkan desain APBN 2024 masih defisit, yakni sebesar 2,29%.
"Karena defisit 2,29% kan harus dibiayai dari pembiayaan, pembiayaan anggaran. Pembiayaan anggaran itu akan ada pembiayaan utang, ada pembiayaan non utang," ucap Suminto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Pembiayaan utang neto untuk memenuhi defisit APBN pun katanya tentu akan menjadi tambahan outstanding utang dalam satu tahun anggaran. Maka, otomatis, posisi utang pemerintah juga akan terkerek.
"Karena ada utang neto yang positif itu yang akan nambah utang selama satu tahun ya pasti nambah lah, dari Januari sampai Desember pasti nambah," tegas Suminto.
Sebagai informasi, dari total utang per akhir Mei 2024 yang sebesar Rp 8.353,02 triliun, mayoritas berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 7.347,11 triliun. Sisanya dari pinjaman Rp 1.005,32 triliun.
Untuk utang yang berasal dari penerbitan SBN terdiri dari SBN Domestik senilai Rp 5904,64 triliun, dan SBN Valas sebesar Rp 1.442,85 triliun. Sedangkan pinjaman berasal dari pinjaman dalam negeri Rp 36,42 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 969,10 triliun.
(haa/haa) Next Article Video: Awal Tahun, Pemerintah Tarik Utang Rp107, 6 Triliun