²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Media Asing Sorot Makan Siang Gratis Prabowo, Bawa-Bawa China-India

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
13 July 2024 06:15
Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/7/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Emir)
Foto: Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/7/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Emir)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Program pemberian makan bergizi secara gratis untuk anak-anak yang menjadi unggulan presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, mendapat sorotan media asing. Mereka menyoroti bagaimana Prabowo mempelajari sistem pemberian makan bergizi ini dari India, China, dan Jepang.

Media asal Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), menyebutkan bagaimana Prabowo mempelajari sistem distribusi makanan ini saat kekhawatiran akan biaya program itu mencuat.

Analis memperingatkan bahwa Indonesia menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan logistik, sehingga menyulitkan Prabowo mengadopsi model regional.

"Tim Prabowo memperkirakan inisiatif ini akan menelan biaya hingga Rp 450 triliun jika diterapkan sepenuhnya pada tahun 2029 dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6 poin persentase," tulis media itu dalam artikel berjudul 'Indonesia taps Japan, India, China expertise for Free School Meals as Prabowo Battles Cost Concerns', Kamis (11/7/2024).

Untuk mencapai hal ini, Prabowo dikatakan sedang mempertimbangkan langkah-langkah termasuk memperketat penegakan pajak dan memotong anggaran untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Pasalnya, bila program ini dilanjutkan dengan makan bergizi gratis, APBN Indonesia akan mengalami defisit.

"Program ini membutuhkan anggaran yang sangat besar. Kekhawatiran biaya memang beralasan karena Indonesia mempunyai pengeluaran yang besar termasuk relokasi ibu kota," tutur analis data dan keuangan di Badan Pemeriksa Keuangan, Muhammad Rafi Bakri, kepada media itu.

Selain itu, Prabowo juga sedang mempelajari sistem distribusi makan bergizi gratis di India, China, dan Jepang. Untuk Jepang, hampir 99% menyediakan makan siang kepada siswa pada tahun 2023. Makanan tersebut tidak selalu gratis, dengan beberapa siswa membayar rata-rata 50.000 yen (Rp 5,2 juta) per tahun.

Pada bulan September, Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) akan menerima pejabat Indonesia di Prefektur Nagasaki untuk memberikan pelatihan dan membantu Jakarta memahami pengalaman Jepang dalam menyediakan makanan sekolah selama satu abad.

"Nagasaki memiliki karakteristik pulau yang sama dengan Indonesia, menjadikannya lokasi yang ideal," kata JICA dalam pernyataannya kepada This Week in Asia.

"Melalui inisiatif ini, JICA berupaya mendukung Indonesia dalam mengatasi tantangan gizi, memanfaatkan pengalaman Jepang yang luas dengan tetap menghormati kebutuhan dan keadaan Indonesia yang unik."

Di China, Maret lalu, Prabowo dilaporkan mengunjungi sekolah di distrik Dongcheng di ibu kota Beijing untuk mempelajari program makan siang gratis bagi siswa. Sementara pada April, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka mengatakan tim Indonesia dikirim ke India untuk memahami program makan siang gratis.

Meski begitu, sejumlah analis menilai bahwa implementasi program makan bergizi gratis di negara-negara itu berbeda dengan Indonesia. Ada perbedaan target dan kondisi produksi pangan yang membuat program ini dapat dijalankan di tiga negara itu.

"Kebijakan makanan gratis China dimulai pada tahun 2011 dan tidak bersifat universal, kebijakan ini sangat tepat sasaran, hanya ditujukan kepada masyarakat miskin di daerah pedesaan terpencil," kata kepala ekonom di Permata Bank, Josua Pardede.

"Di India, pendanaan untuk program penyediaan makan siang setiap hari kepada lebih dari 100 juta siswa dibagi antara pemerintah pusat dan daerah."

Rafi dari Badan Pemeriksa Keuangan juga menambahkan bahwa India dan China dapat menjalankan program mereka dengan sukses karena mereka menanam sebagian besar pangan untuk konsumsi dalam negeri.

Diketahui, menurut Indeks Ketahanan Pangan Global tahun 2022, Indonesia berada di peringkat ke-84 dari 113 negara dalam hal ketersediaan pangan. Ini jauh di belakang India di peringkat ke-42 dan China di peringkat ke-2

"Di Indonesia, produksi pangan biasanya berfluktuasi dari tahun ke tahun dan kekurangan tersebut harus dipenuhi melalui impor," tambahnya.


(pgr/pgr) Next Article Video: Program Makan Siang Gratis Prabowo Jadi Sorotan Media Asing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular