²©²ÊÍøÕ¾

Ikut-ikutan Eropa, Artis Sampai Milenial India Coba Bunuh Sawit RI

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
14 July 2024 17:30
Orang-orang mendengarkan siaran langsung para ilmuwan yang berbicara setelah peluncuran pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3, kata untuk
Foto: Orang-orang mendengarkan siaran langsung para ilmuwan yang berbicara setelah peluncuran pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3, kata untuk

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) menyebut ada kampanye negatif yang digemakan oleh kalangan muda-mudi, influencer atau selebgram, hingga artis di India terkait sawit Indonesia.

Ketua Kompartemen Media Relation Gapki, Fenny Sofyan mengatakan, saat ini kaum muda-mudi hingga artis di India mulai menyebarkan kampanye negatif dan menyebut produk sawit Indonesia tidak sehat. Para kaum muda dan seleb di India itu menyatakan sikap tegasnya untuk tidak mau menggunakan produk minyak kelapa sawit Indonesia. Padahal, lanjutnya, India merupakan negara yang sangat bergantung pada kelapa sawit RI, di mana ekspor terbesar produk minyak kelapa sawit Indonesia salah satunya ke India.

"Kalau dulu diskriminasi dan kampanye negatif soal sawit yang rewel Eropa. Jangan salah, sekarang India, negara yang sangat bergantung kepada sawit Indonesia, dan kita tahu mereka juga salah satu importir yang terbesar di industri kelapa sawit. Tapi anak mudanya kini mulai anti sawit," kata Fenny dalam diskusi bersama Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Auditorium Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Kamis lalu dikutip Minggu (14/7/2024).

Fenny mengatakan, banyak sekali banner atau iklan-iklan yang disampaikan oleh seleb dan kaum muda India yang menyoroti kalau minyak sawit Indonesia tidak sehat. Di mana katanya, kesadaran akan pentingnya kesehatan yang digaungkan seleb dan muda-mudi India itu bermula ketika pademi covid-19.

Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat. Kamis (13/9). Kebun Kelapa Sawit di Kawasan ini memiliki luas 1013 hektare dari Puluhan Blok perkebunan. Setiap harinya dari pagi hingga siang para pekerja panen tandan dari satu blok perkebunan. Siang hari Puluhan ton kelapa sawit ini diangkut dipabrik dikawasan Cimulang. Menurut data Kementeria Pertanian, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare. Minyak kelapa sawit (CPO) masih menjadi komoditas ekspor terbesar Indonesia dengan volume ekspor 2017 sebesar 33,52 juta ton.

"Jadi yang di India itu kampanye negatifnya lebih banyak terkait dengan bagaimana itu berpengaruh terhadap kesehatan. Dan sebenarnya awareness itu muncul dari ketika pandemi covid-19 ya, di mana awareness terhadap kesehatan gitu kan jadi lebih tinggi. Itu dipergunakan untuk para campaigner negatif sawit sebagai isu yang efektif," ujarnya.

Karena itu, Fenny menilai industri sawit maupun pemerintah Indonesia tidak boleh terlena dan membiarkan kampanye negatif itu semakin merajalela. Katanya, Gapki bersama Malaysia Palm Oil Association dan CPOPC saat ini sudah mulai menyuarakan kampanye positif tentang minyak sawit.

"Kita jangan sampai terlena dan membiarkan ini terjadi. Kami dari Gapki sebetulnya dengan Malaysia Palm Oil Association, kemudian CPOC itu kita sudah bersama-sama mulai melakukan campaign-campaign ya," ucap dia.

Lebih lanjut, Fenny menyebut India kini sudah mulai berupaya untuk terlepas dari jerat ketergantungan impor sawit Indonesia. Di mana pemerintah India mulai membangun perkebunan sawit mereka sendiri. Namun, Fenny menekankan agar Indonesia tidak perlu khawatir, karena bagaimanapun India masih akan tetap bergantung impor sawit dari RI, lantaran mereka masih belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan di dalam negerinya.

"India juga sudah mulai resah dengan ketergantungannya terhadap sawit. Mereka sudah mulai membuka perkebunannya sendiri. Tapi jangan khawatir, walaupun mereka buka, mereka tetap nggak bisa full fill kebutuhannya mereka. Jadi mereka hanya mencoba untuk tidak mengurangi risiko tertinggi," pungkasnya.


(wur/wur) Next Article Parah! Ekspor Sawit RI ke Eropa Ambruk di 2023, Apa Penyebabnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular