²©²ÊÍøÕ¾

Luhut Turun Gunung Basmi Tambang Ilegal & Korupsi Timah, Gini Caranya

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
23 July 2024 13:25
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampikan pemaparan saat Keynote Speech dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait resmi meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara alias Simbara, khusus untuk komoditas nikel dan timah.

Simbara dipastikan dapat mencegah kasus korupsi. Bahkan tak hanya itu, digitalisasi melalui platform Simbara juga berpotensi mendongkrak penerimaan negara.

"Seringkali di berbagai kesempatan saya selalu mengatakan bahwa digitalisasi adalah kunci dari pemberantasan korupsi, dan dongkrak bagi pendapatan negara saat ini," kata Luhut dikutip dari akun Instagramnya, Selasa (23/7/2024).

Luhut membeberkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh pada 2022, dengan diterapkannya Simbara pada pengusahaan batu bara, kontribusi sektor minerba terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) cukup signifikan. Adapun PNBP minerba pada periode tersebut tercatat mencapai Rp 183,5 triliun dan pada 2023 tembus sebesar Rp 172,9 triliun.

"Hal ini menunjukkan bagaimana besarnya kontribusi sektor minerba terhadap penerimaan negara. Selain aspek penerimaan negara, hal yang lebih penting lagi adalah menjaga aspek tata kelola, melalui transparansi dan ketertelusuran (traceability) komoditas minerba," kata dia.

Luhur berharap melalui platform Simbara ini semua pihak mampu memantau setiap proses pergerakan komoditas minerba. Mulai dari produksi hingga pemurnian, sampai dengan pengangkutan dan penjualan, dengan lebih transparan dan akuntabel.

Menurut Luhut, hilirisasi yang diterapkan pada komoditas nikel, secara simultan mampu meningkatkan investasi pada industri pertambangan dan pemurnian. Hal ini tentunya membuat proses bisnis di lapangan menjadi semakin kompleks.

Sementara itu, pada komoditas timah, ia mengakui bahwa permasalahan yang terjadi tidak hanya terkait praktik penambangan ilegal, namun juga pada proses bisnis legal. "Saya melihat permasalahan tersebut menjadi kian kompleks karena monetisasi pada komoditas timah juga dilakukan untuk mineral-mineral ikutan yang terkandung dalam sisa hasil pengolahannya. Melalui implementasi Nikel dan Timah ke dalam Simbara, saya berharap permasalahan tersebut bisa diminimalisir," katanya.


(pgr/pgr) Next Article Luhut Buka Suara Soal Heboh Korupsi Timah, Siap-Siap Bakal Lakukan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular