²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Putin Tebak Nasib Rusia-AS Bila Kamala Harris Jadi Presiden

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
23 July 2024 21:30
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat mengunjungi markas kampanyenya usai pemilihan presiden di Moskow, Rusia, Senin dini hari, 18 Maret 2024. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara saat mengunjungi markas kampanyenya usai pemilihan presiden di Moskow, Rusia, Senin dini hari, 18 Maret 2024. (AP/Alexander Zemlianichenko)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Rusia pimpinan Presiden Vladimir Putin buka suara terkait mundurnya presiden petahana Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dari pencalonannya kembali pada pemilihan November mendatang. Ini terjadi saat hubungan antara dua adidaya ini memanas pasca perang di Ukraina.

Sebelumnya, Biden memutuskan mundur dari pencalonan pada Minggu lalu. Ia memutuskan akan mendorong wakilnya, Kamala Harris, untuk dapat bertarung mendapatkan kursi kepresidenan.

Menurut Kremlin, Moskow tidak dapat memprediksi seperti apa pendekatan Kamala Harris terhadap Rusia jika dia dicalonkan sebagai kandidat dari Partai Demokrat dalam pemilihan presiden AS. Belum ada prediksi apakah hubungan antara keduanya dapat kembali membaik bila Kamala jadi presiden.

"Saat ini, kami tidak dapat mengevaluasi potensi pencalonan Harris dalam kaitannya dengan hubungan bilateral kami, karena kontribusi apa pun dari pihaknya sejauh ini belum diperhatikan," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Senin (22/7/2024), dikutip Russia Today.

"Pernyataan Harris mengenai Rusia hingga saat ini penuh dengan retorika yang tidak bersahabat terhadap negara kami. Kami belum mencatat tindakan apapun yang dilakukannya, baik positif maupun negatif, terkait hubungan bilateral kami."

Walau begitu, dalam kesempatan yang berbeda, Peskov mengaku Rusia tidak akan ambil pusing terkait siapapun yang dapat memenangkan pemilihan presiden AS. Ia menyebut Rusia masih punya prioritas penting lainnya, yakni memenangkan perang di Ukraina.

"Bagi kami, mencapai tujuan operasi militer khusus (melawan Ukraina) adalah prioritas," katanya kepada outlet berita Rusia Life.

Rusia sebenarnya pernah memberikan sinyal terbuka untuk bekerja sama dengan Pemerintah AS selanjutnya, siapapun presidennya . Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan menyambut baik presiden AS mana pun yang bersedia melakukan pembicaraan dengan itikad baik.

"(Presiden Vladimir) Putin telah membicarakan hal ini lebih dari sekali: kami akan bekerja sama dengan pemimpin Amerika mana pun, kami akan siap bekerja sama dengan pemimpin Amerika mana pun yang dipilih oleh rakyat Amerika dan siap untuk dialog yang setara dan saling menghormati," ujarnya di sela-sela sidang Dewan Keamanan (DK) PBB.


(luc/luc) Next Article Senggol AS, Putin: Dunia Tidak Adil

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular