²©²ÊÍøÕ¾

Economic Update 2024

Gak Cuma Batu Bara, Luhut Bakal Awasi Sawit-Durian Pakai Sistem Ini

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
30 July 2024 18:30
Menkomarves, Luhut Binsar Pandjaitan. (²©²ÊÍøÕ¾)
Foto: Menkomarves, Luhut Binsar Pandjaitan. (²©²ÊÍøÕ¾)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan berencana memperluas proses digitalisasi untuk sejumlah komoditas di Indonesia. Beberapa di antaranya yakni untuk komoditas sawit, rumput laut hingga durian.

Digitalisasi ini akan mengikuti jejak beberapa komoditas tambang mineral dan batu bara (minerba) yang telah lebih dahulu diterapkan, seperti Sistem Informasi Pengelolaan Batu Bara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara). Seperti diketahui Simbara sudah diterapkan pada komoditas batu bara, lalu nikel dan timah.

"Jadi namanya sekarang tuh Simbara, Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara. Tapi nanti akan masuk juga apa namanya itu, kelapa sawit. Ya akan masuk juga tadi nanti apa namanya ini, rumput laut sampai kepada durian," kata Luhut dalam Program Economic Update ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (30/07/2024).

Luhut mengungkapkan bahwa potensi pasar ekspor durian asal Indonesia ke luar negeri cukup besar. Tak tanggung-tanggung nilainya mencapai miliaran dolar.

Oleh sebab itu, ia berharap agar tata niaga ekspor durian dapat dilakukan secara digitalisasi. Sehingga hal ini akan meningkatkan nilai tambah dari komoditas durian itu sendiri.

"Nah kita mau, karena itu kalau kita ekspor harus badan karantina kita dengan Tiongkok, karena yang import ini paling banyak Tiongkok, dia import tuh 8 miliar dolar setahun. Nah tapi itu dari Indonesia mungkin bisa 3-4 miliar dolar," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Senin,22 Juli 2024 lalu, pemerintah baru saja meluncurkan Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk komoditas timah dan nikel, melanjutkan dari sebelumnya yang telah diterapkan pada komoditas batu bara.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata sempat menjelaskan sejak 2020, pihaknya telah menginisiasi integrasi proses bisnis dan sistem di antara kementerian/lembaga dalam rangka pengawasan peningkatan pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara melalui peluncuran Simbara pada 2022.

Menurut dia, Simbara digunakan untuk menata usahakan dan menata kelola proses pengusahaan batu bara pada saat itu. Adapun dalam perjalanannya, Simbara menempuh perjalanan dan berevolusi secara terus-menerus.

Di tahap pertama pada 2021, integrasi difokuskan pada proses bisnis penjualan ekspor komoditas batu bara yang melibatkan Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan yang pada waktu itu dijalankan oleh LNSW, Direktorat Jenderal Bea-Cukai, dan Direktorat Jenderal Anggaran.

Di tahap kedua pada 2022, pemerintah melakukan penambahan integrasi proses bisnis untuk perizinan berlayar dari Kemenhub pada 38 pelabuhan dan memperluas untuk penjualan batu bara di dalam negeri.

Kemudian, di tahap ketiga, pada 2023 dilakukan integrasi penuh seluruh 57 pelabuhan yang melayani pengapalan dan pelayarannya minerba, khususnya batubara, dengan membutuhkan sistem INAPORTnet pada Kementerian Perhubungan dengan SIMBARA.

"Pada tahun kini, kita melakukan penambahan integrasi sistem SINAS di Kementerian Perindustrian untuk hilirisasi komoditas nikel dan timah yang mencakup proses bisnis hilirisasi di Smelter," kata Isa dalam acara Peluncuran Simbara Timah dan Nikel, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (22/7/2024).

Selanjutnya, pada tahun-tahun yang akan datang, pihaknya juga akan terus mengembangkan dan memperbaiki Simbara, termasuk untuk komoditas lainnya seperti bauksit, emas, dan tembaga.

"Hingga saat ini Simbara telah berhasil menyelaraskan 10 sistem independen yang tadinya tersebar di 6 Kementerian Lembaga dan memberikan beberapa dampak positif," kata dia.


(wia) Next Article Luhut Ungkap Alasan Lahirnya Sistem 'Anti-Bocor' Batu Bara-Timah

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular