
Bahlil Ungkap Negosiasi Ambil 10% Freeport Sudah Final

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan negosiasi untuk penambahan kepemilikan saham pemerintah 10% di PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah memasuki tahap final.
Sebagaimana diketahui, setidaknya terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi PTFI agar mendapatkan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pasca tahun 2041. Salah satunya yakni penambahan saham Indonesia sebesar 10% di PTFI.
"Sekarang dalam proses itu sudah tahap final untuk penambahan saham 10% untuk Pemerintah Indonesia," kata Bahlil dalam Program Economic Update ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (1/8/2024).
Selain penambahan saham 10%, PTFI juga berkewajiban membangun smelter baru di Fak-Fak, Papua. Pembangunan smelter baru di Papua sangat penting bagi masyarakat di sana.
Bahlil lantas menyayangkan terealisasinya pembangunan Smelter milik PTFI yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Mengingat bahan baku yang diolah di Gresik berasal dari tanah Papua.
"Jangan bahan bakunya di Papua, smelternya di Gresik. Gimana sih ini? Untung dulu waktu penempatan Gresik jadi tempat pembangunan smelter, saya belum jadi di BKPM. Kalau ada saya, oh belum tentu itu lolos," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan peluang bagi PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mendapatkan perpanjangan kontrak tambang hingga 2061 atau sampai cadangan habis.
Namun demikian terdapat syarat yang harus dipenuhi PTFI untuk mendapatkan perpanjangan tersebut. Salah satunya yakni penambahan saham Indonesia sebesar 10% di PTFI harus gratis. "Jadi gak keluar duit lagi nanti ada mekanismenya," ujar Arifin di Gedung Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jumat (7/6/2024).
Menurut Arifin dengan adanya penambahan saham 10%, maka secara total kepemilikan saham pemerintah di PTFI menjadi 61%.
Di sisi lain, alasan pemberian perpanjangan hingga masa umur cadangan habis mempertimbangkan langkah strategis PTFI yang telah menggelontorkan dana besar untuk membangun proyek smelter.
"Ya ini kan ya untuk kepastian kelanjutan produksi, smelter udah jalan, smelter investasi US$ 3,6 miliar ya pabrik itu kan bisa umurnya bisa puluhan tahun, kalau misalnya 2041 pabriknya masih gagah-gagahnya, kemudian gak ada feedstocknya, mati," kata dia.
Ia menjelaskan di dalam aturan, sepanjang cadangan masih dan hilirisasi yang dilakukan terus berjalan, maka PTFI memungkinkan untuk terus mendapatkan izin perpanjangan.
(pgr/pgr) Next Article Alamak! Bahlil Ungkap Impor Minyak RI Tembus 1 Juta Barel
