²©²ÊÍøÕ¾

Economic Update 2024

Bos Pengusaha Beri Peringatan: Hati-Hati! Semua Pertumbuhan Menipis

Damiana, ²©²ÊÍøÕ¾
02 August 2024 09:35
Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani. (²©²ÊÍøÕ¾)
Foto: Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani. (²©²ÊÍøÕ¾)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Pelaku usaha nasional memperingatkan potensi ancaman yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi di masa depan. Untuk itu, diperlukan segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional yang mampu mencapai 5,11% pada kuartal I-2024 mendapat reaksi positif pelaku usaha di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi yang melampaui 5% itu disebut sebagai pencapaian positif di tengah tekanan tensi geopolitik yang meningkat. 

Tak hanya itu.

Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menetapkan Omnibus Law juga menjadi pencapaian luar biasa. Pelaku usaha pun mengapresiasi keputusan Jokowi itu. Karena reformasi struktural belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Kamdani dalam Economic Update 2024 ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia, Jumat (2/10/2024). 

"Kami apresiasi yang dilakukan pemerintahan presiden Jokowi. Pembangunan infrastruktur, pengembangan pembangunan di zaman Presiden Jokowi ini yang paling besar. Kami apresiasi Omnibus Law, ini adalah hal yang luar biasa. Reformasi struktural yang nggak pernah terpikirkan sebelumnya. Yang selama ini over regulated, over licensing, overlap. Ada perbaikan. Soal implementasinya masih ada persoalan, itu lain hal," kataya. 

"Pertumbuhan ekonomi 5,11% di tengah gonjang-ganjing geopolitik itu capaian yang luar biasa banget. Kami apresiasi. Tapi yang paling penting adalah apa antisipasi berikutnya," ujar Shinta. 

Shinta menyoroti kemampuan pemerintah mengontrol inflasi di kisaran 2,51% dan imported inflation yang berasal dari komponen pangan. Bahkan, kata dia, sudah mulai terjadi deflasi harga pangan. 

Hanya saja, imbuh dia, dari data-data pertumbuhan yang ada menunjukkan tren pertumbuhan yang tak sebaik yang diharapkan. Shinta pun menyoroti pertumbuhan konsumsi di periode Lebaran tahun 2024. 

"Tapi harus hati-hati. Neraca dagang memang surplus tapi tipis. Dari investasi, PMDN meningkat tapi PMA drop. Perlu dipikirkan baik-baik untuk mengantisipasi kondisi ke depan karena semua pertumbuhan menipis," ucapnya. 

Dia pun mengaku khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tabungan masyarakat juga disebut semakin berkurang. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi kebutuhan.

"Masyarakat kelas menengah harus menjadi perhatian. Karena bagaimana pun konsumsi domestik masih jadi andalan kita. Kita lihat konsumsi rumah tangga di kuartal I tumbuh, tapi cuma 4,9%. Ekonomi tumbuh 5.11%. Artinya sangat landai. Padahal Lebaran loh. Consumer di saat Idulfitri harusnya naik. Tapi nggak terjadi. Ini yang jadi perhatian," cetus Shinta. 


(dce/dce) Next Article Pesan Luhut: Pejabat-Pejabat Itu Mentalnya Harus Jadi Pelayan!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular