²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Parah! Warga Amerika Maling Toko Makin Banyak, Fenomena Apa?

Intan Rakhmayanti Dewi, ²©²ÊÍøÕ¾
03 August 2024 21:45
Ilustrasi Mengutil. (Canva Pro)
Foto: Ilustrasi Mengutil. (Canva Pro)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pencurian atau pengutil di toko-toko Amerika Serikat semakin parah seiring dengan inflasi yang berdampak pada bisnis dan keluarga, khususnya mereka yang berpenghasilan rendah.

Menurut laporan Council on Criminal Justice, pencurian di AS meningkat 24 persen pada paruh pertama tahun 2024. Bahkan ketika tingkat kejahatan lainnya menurun.

"Pencurian di toko sebagai kejahatan yang meluas selama masa inflasi tinggi sebenarnya cukup umum jika Anda melihat masa-masa serupa di negara lain di masa lalu," kata Alex Beene, pakar literasi keuangan di University of Tennessee di Martin, dikutip dari Newsweek, Sabtu (3/8/2024).

"Tantangan yang dihadapi konsumen bukan hanya harga yang lebih tinggi, tetapi juga kekurangan sumber daya keuangan tambahan yang biasanya mereka dapatkan karena prospek pekerjaan dan pendapatan mereka saat ini," imbuhnya.

Dalam laporan LendingTree, lebih dari satu dari lima warga Amerika mengaku pernah mencuri di toko. Survei tersebut melibatkan 2.000 konsumen Amerika dan menemukan 23 persen pernah melakukan pencurian di toko, dan 90 persen dari mereka yang baru-baru ini melakukan pencurian mengatakan bahwa mereka melakukannya karena inflasi dan keadaan ekonomi saat ini.

Dari fenomena ini terlihat beberapa pola pencurian yang dilakukan warga AS.

Orang Amerika yang memiliki anak di bawah usia 18 tahun (27 persen) dan generasi milenial (26 persen) adalah beberapa orang yang paling mungkin melakukan kejahatan tersebut. Hal ini menunjukkan, mereka menghadapi lebih banyak masalah keuangan daripada kelompok lain.

"Saya yakin beberapa contoh adalah anak muda yang bertindak gegabah dan mencari apa yang bisa mereka lakukan demi kesenangan," kata kepala analis kredit LendingTree Matt Schulz.

Sementara lebih dari dari sepertiga pencuri di toko mengatakan, mereka mencuri barang karena harganya tidak terjangkau. Dan 30 persen mengatakan hal itu membantu memenuhi kebutuhan.

Ada beberapa pertimbangan sebelum memutuskan toko mana yang akan jadi sasaran pencuri. Sekitar setengahnya mengatakan mereka akan mencuri dari toko jaringan ritel dibandingkan dengan hanya 28 persen yang akan mengincar toko lokal.

"Apa yang mereka curi memberi tahu Anda banyak hal tentang alasan mereka mencuri," kata Schulz.

"Mereka umumnya bukan pencari sensasi untuk meningkatkan adrenalin atau keuntungan besar. Orang-orang ini mengambil barang-barang yang benar-benar mereka butuhkan, seperti makanan, pakaian, dan bahkan kosmetik." pungkasnya.


(dce) Next Article Jutaan Warga AS Ketakutan, Fenomena Budaya Bertahan Hidup Kian Menular

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular