²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) yang saat ini tengah menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai calon wakil presiden untuk maju di pemilu pada November mendatang.

Harris dan Walz akan mengadakan rapat umum di Philadelphia, Pennsylvania, sebuah negara bagian yang dianggap krusial untuk mengalahkan saingan dari Partai Republik, Donald Trump, dan pasangannya, Senator JD Vance, dalam pemilihan yang diperkirakan akan berlangsung ketat.

"Saya sangat bangga berada dalam kesempatan ini dan membantu menjadikan Kamala Harris Presiden berikutnya dari Amerika Serikat," kata Walz dalam pidatonya, dilansir Reuters, Rabu (7/8/2024).

Baca: Resmi! Hamas Tunjuk Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru, Siapa Dia?

"Saya membawa nilai-nilai yang saya pelajari di pertanian keluarga dan coba tanamkan kepada siswa saya, ke Kongres dan ibu kota negara bagian, dan sekarang, Wakil Presiden Harris dan saya berlari untuk membawanya ke Gedung Putih," tambahnya.

Harris mengumumkan pilihannya terhadap Walz sebelumnya, memilih pasangan wakil presiden dengan pengalaman eksekutif, layanan militer, dan rekam jejak memenangkan pemilih pedesaan yang cenderung ke Trump selama bertahun-tahun.

"Sebagai gubernur, pelatih, guru, dan veteran, dia memberikan kontribusi bagi keluarga pekerja seperti keluarganya sendiri," kata Harris dalam pernyataan yang dirilis oleh tim kampanyenya.

Walz terpilih di distrik yang condong ke Republik di Dewan Perwakilan AS pada tahun 2006 dan menjabat selama 12 tahun sebelum terpilih sebagai Gubernur Minnesota pada tahun 2018 dan 2022.

Vance mengkritik Walz atas penanganannya terhadap protes setelah George Floyd, seorang pria kulit hitam, dibunuh di Minneapolis oleh seorang polisi kulit putih pada tahun 2020, dengan mengatakan bahwa Walz tidak cukup tegas dalam melawan perusuh.

Baca: Pemerintahan Bangladesh Resmi Bubar, Muhammad Yunus Jadi Penasihat

"Masalah terbesar dengan pemilihan Tim Walz bukanlah dirinya sendiri. Ini menunjukkan bahwa Kamala Harris, ketika diberi kesempatan, akan tunduk kepada elemen paling radikal dari partainya," kata Vance kepada wartawan di Philadelphia.

Amerika umumnya fokus pada capres, tetapi kandidat wakil presiden dapat membantu atau merugikan rekan mereka berdasarkan latar belakang, popularitas di negara bagian asal, dan kemampuan untuk menarik konstituen penting atau pemilih independen.

"Dia mengikuti nalurinya dalam memilih opsi yang tidak akan membuat orang muda kecewa," kata ahli strategi Partai Republik, Rina Shah.

Walz mengalahkan gubernur populer Pennsylvania, Josh Shapiro. Shapiro telah menghadapi kritik tajam dari kiri, terutama kelompok progresif dan aktivis pro-Palestina, atas dukungannya untuk Israel dan penanganannya terhadap protes di kampus terkait perang di Gaza.

Menjelang rapat umum pada Selasa malam di negara bagian asalnya, Shapiro mengatakan dalam pernyataan bahwa Harris memiliki "dukungan antusiasnya" dan menyebut Walz sebagai "tambahan yang sangat kuat untuk tiket ini."

Beberapa penasihat Trump senang Harris tidak memilih Shapiro karena khawatir ia dapat membantu memenangkan Pennsylvania.

Baca: Sengit! Kamala Harris Pepet Donald Trump, Elektabilitas Melejit

Harris dan Walz akan berupaya membangun momentum yang telah dipertahankan wakil presiden sejak menjadi calon utama Partai Demokrat setelah Presiden Joe Biden mengakhiri kampanye pemilihannya bulan lalu. Harris telah mengumpulkan ratusan juta dolar dan mengubah perlombaan melawan Trump.

Gedung Putih mengatakan Harris dan Biden berbicara sebelum dia mengumumkan pilihannya terhadap Walz.

Setelah penampilan bersama mereka di Philadelphia, Harris dan Walz berencana untuk melakukan tur di beberapa kota di negara-negara bagian kunci seperti Wisconsin, Arizona, dan Nevada. Vance juga melakukan tur serupa, dengan pemberhentian di Michigan dan Wisconsin yang direncanakan pada hari Rabu.

(luc/luc) Next Article Joe Biden Mundur Dari Pilpres AS, Dukung Sosok Ini Lawan Donald Trump