²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengungkapkan bahwa Indonesia tengah mengalami fase penurunan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian atau deindustrialisasi. Hal ini tercermin dari kontribusi industri pada Produk Domestik Bruto (PDB) yang hanya sebesar 20% sehingga diperkirakan dalam 10 tahun mendatang Indonesia akan terjadi deindustrialisasi.

Stafsus Menkop UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Tubagus Fiki Chikara Satari mengatakan bahwa fenomena deindustrialisasi bisa dilihat dari turunnya peran sektor industri, jika 10 tahun yang lalu industri pengolahan masih mencatatkan andil ke PDB di atas 20% contohnya industri alas kaki RI menguasai 20% pasar global sementara saat ini hanya 2%.

Selain itu banyaknya penutupan pabrik hingga PHK ribuan buruh industri alas kaki di Jawa Barat dan Banten hingga turunnya proporsi UMKM produsen yang dan lonjakan impor tekstil dan produk tekstil (TPT) hingga 62,28% (yoy) menjadi alarm ancaman deindustrialisasi di RI.

Banjirnya produk impor TPT yang murah juga membuat pelaku usaha beralih menjadi 'Margin Hunter" dan meninggalkan perannya sebagai produsen. Dimana investasi tidak ditujukan untuk memproduksi barang tetapi menjadi distributor dan reseller.

Deindustrialisasi ini dikhawatirkan akan menekan jumlah UMKM yang berperan produsen sebagai penyedia lapangan kerja dan menaikkan angka UMKM distributor yang tidak besar menyerap tenaga kerja.

Kemenkop UKM mendorong UMKM untuk masuk ke rantai pasok industri dan tidak hanya fokus masuk ke consumer good atau end product karena akan sulit bersaing dengan China. Selain itu UMKM juga didukung untuk meningkatkan nilai tambah berbasis kreativitas dan teknologi yang mengedepankan potensi daerah.

Seperti apa ancaman deindustrialisasi ke RI? bagaimana upaya mendorong daya saing sektor UMKM? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Staf Khusus Menteri Koperasi & UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif, Tubagus Fiki Chikara Satari dalam Squawk Box, ²©²ÊÍøÕ¾ (Senin, 12/08/2024)