²©²ÊÍøÕ¾

Optimis Indonesia Emas 2045, Ekonomi RI Bisa Jadi Terbesar di ASEAN

Khoirul Anam, ²©²ÊÍøÕ¾
04 September 2024 15:22
Suasana Gedung Kementrian di Kawasan Jakarta, Rabu 7/8. Pemindahan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Jakarta ke salah satu lokasi di Kalimantan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp 466 triliun. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Salah satu komponen utama pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 
Potensinya sangat kasar. Pemetaan potensi aset di Medan Merdeka, Kuningan, Sudirman, dan Thamrin perkiraan Rp 150 triliun. Ini bisa menambal kebutuhan APBN. Tadinya dari APBN butuh Rp 93 triliun. Artinya dengan Rp 150 triliun bisa menutup untuk bangun istana, pangkalan TNI, dan kebutuhan rumah dinas. (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indonesia saat ini masih terus mendorong berbagai kebijakan demi menyukseskan visi "Indonesia Emas 2045". Ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045 ini muncul mengingat pada 2045 nanti Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad Indonesia.

Secara keseluruhan, Visi Indonesia 2045 adalah mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan merata dengan kualitas manusia lebih tinggi, serta ekonomi yang meningkat menjadi negara maju dan bagian dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Visi ini juga meliputi pemerataan yang berkeadilan di semua bidang pembangunan, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat dan demokratis iklim investasi Indonesia ditingkatkan menjadi salah satu yang terbaik di kawasan Asia dan dunia.

Dalam menggapai cita-cita tersebut, Indonesia dibekali berbagai kekuatan yang harus diperhitungkan. Pertama, jumlah penduduk dengan angkatan kerja ke-4 terbesar di dunia, sebesar 146,6 juta.

Kedua, optimalisasi peluang bonus demografi. Saat ini Indonesia berada pada periode Rasio Ketergantungan Penduduk paling rendah (Puncak Bonus Demografi), yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban suatu negara, sehingga hal tersebut harus bisa dioptimalkan.

Senior Economist UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang memiliki bonus demografi paling menjanjikan. Indonesia pun menjadi pintu gerbang strategis untuk membuka potensi perekonomian kawasan.

"Hal ini disebabkan oleh keunggulan iklim investasi di tanah air. Indonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat, optimalisasi infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan ibu kota baru," kata Enrico.

Ketiga, letak wilayah Indonesia yang strategis dalam perdagangan internasional. Selain itu, pengaruh musim menjadikan Indonesia menjadi negara agraris.

Keempat, melimpahnya sumber daya alam dengan kekayaan cadangan mineral yang besar. Di mana Indonesia menjadi peringkat pertama cadangan Nikel (21 juta MT), Bauksit peringkat ke-6 (1 miliar MT), Tembaga peringkat ke-7 (24 juta MT), Timah peringkat ke-1 (0,8 juta MT).

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu tumbuh rata-rata 5,7% per tahun sejak 2016 dengan terus melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi, serta meningkatkan daya saing ekonomi.

Enrico juga memproyeksikan ekonomi Indonesia masih tetap stabil hingga akhir 2024. Bank Indonesia (BI) bahkan memproyeksikan ekonomi Indonesia bisa tumbuh positif pada tahun ini di kisaran 4,7% sampai 5,5% di tengah ketidakpastian global.

Pertumbuhan positif ekonomi nasional salah satunya didorong oleh tingginya konsumsi dalam negeri yang kuat, terutama di periode musiman seperti Ramadan dan Idul Fitri 2024.

"Kita tetap optimis bahwa Indonesia mampu bertumbuh sedikit dari 2023. Asumsi kami masih tetap, di angka 5,2%, didukung konsumsi pemerintah, belanja pemerintah lebih tinggi, lalu net ekspor yang masih positif, dan mudah-mudahan ini akan memberikan imbal balik positif dari konsumsi rumah tangga," ujar dia.

Adapun pada 2036 Indonesia diperkirakan menjadi negara pendapatan tinggi dan produk domestik bruto terbesar ke-5 pada tahun 2045. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif akan meningkatkan jumlah kelas pendapatan menengah menjadi sekitar 70% penduduk Indonesia pada tahun 2045.

Kekuatan lain yang dimiliki Indonesia digerakkan oleh investasi dan perdagangan. Pada 2045, rasio Foreign Direct Investment (FDI) Inflows terhadap PDB diperkirakan meningkat menjadi 4,5% dengan rata-rata pertumbuhan investasi diperkirakan 6,4% per tahun dan peranan investasi terhadap PDB meningkat menjadi 38,1%.


(dpu/dpu) Next Article Ekonomi Masih Stabil, UOB Indonesia Siap Tingkatkan Kekayaan Nasabah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular