²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Mata-Mata AS CIA "Turun Gunung" di Gaza, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
09 September 2024 17:05
Masyarakat mengikuti demonstrasi nasional untuk Gaza dari Russell Square hingga Whitehall di London, Sabtu 8 Juni 2024. (Jeff Moore/PA via AP)
Foto: Perang Gaza (AP/Jeff Moore)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) CIA, mulai "turun gunung" di Gaza. Kepalanya, Bill Burns, buka-bukan terhadap upaya gencatan senjata di wilayah kantong Palestina itu, yang tengah dibahas dengan intelijen Inggris M16..

Burns berharap keterlibatan keduanya bisa membuat proposal gencatan senjata "lebih rinci" untuk perdamaian di Gaza pembebasan sandera. Proposal akan diberikan ke negosiator Israel dan Hamas dalam beberapa hari mendatang.

Ia mengatakan pihaknya sebenarnya sudah berusaha dengan keras agar perdamaian tercapai. Namun, semua pekerjaan untuk mengakhiri perang di Gaza pada akhirnya adalah masalah kemauan politik.

Saat ini, kata Burns, AS bekerja sama dengan mediator di Mesir dan Qatar untuk menyempurnakan kerangka kerja yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden pada Mei.

"Menuangkannya dalam bentuk, proposal yang cukup baik sehingga baik pemimpin Israel maupun Hamas akan melihat nilai dalam melanjutkannya," ungkapnya sebagaimana dimuat FT Weekend, dikutip Senin (9/9/2024).

Ia pun menekankan bahwa dalam pengalamannya, negosiasi Timur Tengah, tak pernah menyentuh kata "sempurna". Ia bahkan menegaskan tak bisa memprediksi seberapa dekat AS dan mediator lain telah dekat dengan kesepakatan saat ini.

"Faktanya adalah jika pun 90% paragraf telah disetujui.... dalam negosiasi apa pun yang pernah saya ikuti, 10% terakhir adalah alasan. Ini adalah bagian tersulit untuk dilakukan," katany juga seperti dikutip CNN International.

Menurut Burns, banyak yang dipertaruhkan bagi Palestina dan Israel. Ada pula hal-hal strategis di kawasan tersebut.

"Namun di atas segalanya, yang dipertaruhkan adalah dalam hal kemanusiaan," katanya, sambil menunjuk pada para sandera yang ditawan dalam "kondisi neraka" di Gaza dan penderitaan penduduk Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk.

Perlu diketahui gencatan senjata Gaza sudah bolak-balik dibahas sejak awal perang pecah. Namun tak kunjung membuahkan hasil.

Biden sendiri mengumumkan proposal terbaru 31 Mei. Proposal tiga fase tersebut memadukan pembebasan sandera dengan gencatan senjata penuh dan menyeluruh.

Rencana tersebut dikatakan akan penarikan pasukan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ke arah timur dari Gaza. Namun Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa pasukan Israel tidak akan pernah meninggalkan wilayah di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza yang dikenal sebagai Koridor Philadelphia.

Sementara itu, upaya pembebasan sandera semakin mendesak awal bulan ini dengan ditemukannya enam jenazah sandera di sebuah terowongan di bawah kota Rafah di Gaza selatan, termasuk warga negara Israel-Amerika Hersh Goldberg-Polin. Serangan Israel ke Gaza sendiri telah menewaskan 4.900 orang menurut perhitungan kementerian kesehatan Gaza, dikutip laman Turki, Anadolu Ajansi.


(sef/sef) Next Article Negosiasi Israel-Hamas di Mesir Gagal, Netanyahu Siap Invasi Rafah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular