²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengakui bahwa permasalahan sampah saat ini sangat kompleks. Sehingga butuh penanganan khusus agar bisa terselesaikan dengan maksimal.

"Bicara pengelolaan sampah kita harus berpikir bahwa dari waktu ke waktu itu sampah semakin dinamis dan kita tidak bisa melakukan pengelolaan dengan cara biasa," ujar Alue dalam Road to ²©²ÊÍøÕ¾ Awards 2024 Best Company in Recycling and Waste Management, pada Jumat, (4/10/2024).

Pemerintah sendiri lanjut Alue menargetkan bisa mereduksi atau mengurangi 30% sampah hingga 2025. Selain itu pemerintah juga mentargetkan bisa menangani 70% pengelolaan sampah di tahun yang sama.

Untuk mengejar target tersebut, Pemerintah pun tidak bisa bekerja sendiri. Butuh kerja sama dan juga keterlibatan masyarakat.

Terlebih pada 2023 angka pengurangan sampah secara nasional masih sekitar 13,78% atau masih ada gap 16,3% sampai 2025 nanti. Sementara untuk penanganan sampah baru 48% atau masih ada 37,7% yang belum terkelola sampai 2023.

"Ini harus kita lakukan dengan melibatkan seluruh komponen, masyarakat, dunia usaha. Kemudian sifting berikutnya kita melakukan pengelolaan sampah kita menuju ke arah hulu hilir yang targetnya, yaitu mendorong sirkular ekonomi dan recovery energi. Itu dua strategi besar yang kita dorong," jelasnya.

Kendati demikian, Ia tetap optimis target tersebut bisa terealisasi di 2025. Mengingat ada regulasi dasar yakni Perpres no 97 tahun 2017 tentang bagaimana target pemerintah untuk mencapai penanganan sampah ini bisa dikelola 100% di 2025.

Baca: Intip 'Rahasia' Kesuksesan Perusahaan Kelola Limbah Industri

(dpu/dpu) Next Article Intip 'Rahasia' Kesuksesan Perusahaan Kelola Limbah Industri