²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Sekutu Putin Menggila, Ancam 'Tenggelamkan' Inggris Pakai Bom Nuklir

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
10 October 2024 21:30
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan mengenai pengembangan infrastruktur Timur Jauh Rusia di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia, Rabu, 4 September 2024. (Vyacheslav Prokofyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan mengenai pengembangan infrastruktur Timur Jauh Rusia di sela-sela Forum Ekonomi Timur di Vladivostok, Rusia, Rabu, 4 September 2024. (AP/Vyacheslav Prokofyev)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Retorika nuklir antara Rusia dan kekuatan Barat masih terus bergulir. Terbaru, ancaman rudal nuklir kembali dialamatkan oleh propagandis Kremlin yang juga sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, Vladimir Solovyov.

Dalam sebuah acara televisi berjudul Malam Bersama Vladimir Solovyov, ia mengungkapkan kembali bagaimana Wakil Dewan Pertahanan Rusia yang juga mantan presiden, Dmitry Medvedev, menyuarakan potensi untuk mengebom Inggris raya. Negara itu, menurutnya merupakan pemicu masalah serius di bumi.

"Kita perlu menyelesaikan masalah ini dari akarnya dan segera menenggelamkan pulau anjing Anglo-Saxon yang terkutuk itu," ungkapnya, dikutip dari laman Newsweek Kamis (10/10/2024).

Komentarnya mengacu pada usulan yang diajukan pada akhir September oleh pemain ski Rusia Elena Vyalbe. Ia meminta agar Rusia "melempar bom yang sangat besar ke pusat kota London", setelah induk organisasi internasional olahraga ski es, Persatuan Biathlon Internasional (IBU), menegakkan larangan bermain terhadap atlet Rusia.

Retorika nuklir sendiri masih terus digulirkan dalam ketegangan antara Barat dan Moskow. Ini dikarenakan Kyiv mulai menggunakan senjata yang disokong aliansi Barat, NATO, untuk menyerang ke wilayah dalam Rusia.

Hal ini memicu Putin merevisi doktrin nuklir Rusia. Dalam doktrin yang direvisi, setiap agresi ke Rusia oleh negara non-nuklir dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dapat dianggap sebagai serangan bersama dan melewati ambang batas nuklir.

Maka itu, perubahan ini pun berlaku untuk serangan Ukraina jika menembus Rusia. Pasalnya tetangganya itu menggunakan pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS), Inggris, atau Prancis.

Solovyov dan Medvedev merupakan dua tokoh Rusia yang vokal dalam berbicara peluang penggunaan senjata nuklir. Dalam sebuah siaran pada bulan Maret, Solovyov berkata bahwa 'Inggris harus terkubur di bawah gelombang radioaktif'.

Pada pertengahan September, Solovyov juga mengklaim bahwa serangan Ukraina ke wilayah Kursk telah memberi Vladimir Putin "dasar untuk memulai perang nuklir". 

Medvedev juga kedapatan beberapa kali memicu retorika nuklir. Bulan lalu, ia mengatakan bahwa keputusan Barat untuk membantu Ukraina dalam hal persenjataan akan menjadi keputusan dengan 'konsekuensi'.

"Namun, Rusia tetap sabar. Jelas bahwa respons nuklir adalah keputusan yang sangat rumit dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah. Namun, orang-orang Anglo-Saxon yang sombong tidak mengakui bahwa kesabaran seseorang hanya dapat diuji dalam jangka waktu yang terbatas," kata Medvedev.


(sef/sef) Next Article Awas PD 3! Sekutu Putin Sebut NATO Sudah Masuk di Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular