²©²ÊÍøÕ¾

Rakornas REPNAS 2024

Riset RI Masih Lebih Rendah Dari Thailand, Rektor IPB Sarankan Hal Ini

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
14 October 2024 15:35
Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria memberikan pemaparan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)
Foto: Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria memberikan pemaparan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Faisal Rahman)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Untuk melancarkan transisi energi di sektor pertanian, dibutuhkan investasi berupa riset yang handal. Hal ini disampaikan oleh Rektor IPB Arif Satria dalam Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024). Menurutnya riset di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara lain seperti Thailand maupun negara ASEAN lainnya.

"Riset kita masih tergolong sangat rendah. Karena riset itu basis untuk apapun termasuk untuk inovasi, termasuk untuk meningkatkan produktivitas itu bertumbuh dari riset," kata Arif.

Jika riset bisa berjalan kuat, maka infrastruktur riset terkait seperti laboratorium pun kuat, Hal ini diikuti oleh mindset peneliti agar risetnya berdampak luas.

"Jadi ketika pemerintah sudah mengambil kebijakan itu strategis bahwa food dan transisi energi menjadi dua hal yang harus didorong maka mau tidak mau arah riset harus mengarah ke sana. Untuk itulah harus duduk bersama antara peneliti dengan kaum pengusaha," jelas Arif.

Dia menegaskan peneliti dan pasar harus duduk bersama untuk mendiskusikan kira-kira tema riset apa yang harus dilakukan. Menurutnya hingga kini sulit menemukan titik tengah antara peneliti dan dunia industri karena adanya ego di masing-masing sektor.

"Oleh karena itu menemukan jembatan antara dunia industri dengan dunia akademisi atau peneliti adalah dengan cara duduk bersama merumuskan riset bersama," ujarnya.


(rah/rah) Next Article Bisnis Sawit RI Rp800 T Per Tahun, Sayang Risetnya Kalah Sama Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular