²©²ÊÍøÕ¾

Rakornas REPNAS 2024

Wuling Beberkan Rahasia China Bangun Mobil Listrik, Sempat Kritis

Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
14 October 2024 19:50
Marketing Director Wuling Motors, Liu Yan memberikan pemaparan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Marketing Director Wuling Motors, Liu Yan memberikan pemaparan dalam acara REPNAS National Conference & Awarding Night Energi Mandiri - Ekonomi Berdikari di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin (14/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekosistem kendaraan listrik di tingkat global semakin berkembang belakangan ini. Marketing Director Wuling Motors Liu Yan memberi contoh bagaimana perkembangan EV secara global dapat mengacu kepada Cina. China yang sudah lebih dulu mengembangkan dan mengadopsi kendaraan listrik, menunjukkan investasi jangka panjang yang menghasilkan pencapaian signifikan.

"Selama sepuluh tahun terakhir, investasi di pasar EV China diperkirakan akan melampaui 46% pada tahun 2024. Dari 2015 hingga 2022, kebijakan pemerintah yang berkelanjutan memastikan bahwa produsen otomotif tetap berinvestasi dalam peningkatan produk dan teknologi," kata Liu Yan dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Pengalaman Cina ini memberi kita gambaran nyata, dengan dukungan kebijakan dan skala produksi yang besar, masa depan EV dapat diwujudkan dengan cepat. Setelah 2022, skala industri yang semakin besar membuat biaya produksi EV menjadi lebih rendah, hingga setara dengan kendaraan ICE. Hal ini memicu ledakan penjualan EV di pasar.

Jadi, melihat kembali Indonesia, Indonesia juga menunjukkan proses yang hebat dalam mengadopsi EV. Dari 2020 hingga 2021, pemerintah mulai merancang kebijakan dan menyiapkan kerangka kerja industri EV. Dari sisi pabrikan, biaya produksi juga bisa lebih ditekan.

"Dan kemudian dari 2022 hingga 2024, kita memasuki fase kritis di mana dukungan kebijakan semakin memperkuat OEM seperti produk EV, meningkatkan penetrasi pasar dari 1% menjadi 4%. Dengan tren ini, ekosistem EV akan terus matang. Biaya produksi EV lokal akan menjadi semakin terjangkau, sehingga penetrasi pasar EV di Indonesia diproyeksikan akan mencapai lebih dari 20%," ujar Liu Yan.

Di Indonesia, terdapat beberapa faktor penting yang mendorong kemajuan pesat dalam adopsi kendaraan listrik. Pertama, kebijakan Pemerintah yang berkelanjutan seperti memberikan berbagai insentif dan regulasi yang mendukung. Tidak ketinggalan, dibangunnya ekosistem EV yang lengkap, mulai dari infrastruktur pengisian daya hingga dukungan purna jual yang solid.

"Dan terakhir, peningkatan skala industri dan pengurangan biaya lokal melalui lokalisasi juga berperan penting dalam menekan harga kendaraan listrik, menjadikannya semakin terjangkau bagi konsumen," sebut Liu Yan.


(dce) Next Article Wuling Serius Bangun Rantai Pasok Mobil Listrik di Indonesia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular