
Resmi! EU Patok Tarif Impor Baru Mobil Listrik China, Beijing Ngamuk

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Uni Eropa akhirnya memutuskan untuk menerapkan tarif tambahan pada mobil listrik asal China setelah penyelidikan menunjukkan bahwa subsidi dari pemerintah China memberi keuntungan yang tidak adil bagi produsen negara tersebut dan merugikan industri otomotif Eropa.
Tarif baru ini menjadi kontroversial dan menuai keberatan dari beberapa negara, terutama Jerman dan Hungaria, yang khawatir kebijakan ini dapat memicu perang dagang dengan China.
Komisaris Perdagangan UE Valdis Dombrovskis menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk memastikan adanya persaingan yang adil di pasar otomotif.
"Kami menyambut kompetisi, termasuk di sektor kendaraan listrik, tetapi harus didasari oleh prinsip keadilan dan persaingan yang seimbang," ujarnya, dilansir AFP, Rabu (30/10/2024)
Penyelidikan Uni Eropa menemukan bahwa subsidi besar-besaran yang diberikan oleh pemerintah China kepada perusahaan mobil listriknya membuat harga mereka jauh lebih murah dibandingkan dengan produksi di Eropa.
Tarif tambahan yang diberlakukan mulai Rabu akan berlaku selama lima tahun ke depan dan mengharuskan semua mobil listrik buatan China, termasuk yang diproduksi oleh perusahaan asing seperti Tesla, membayar tarif tambahan yang bervariasi.
Geely, perusahaan otomotif besar Tiongkok, terkena tarif tambahan sebesar 18,8%, sementara SAIC menghadapi tarif tertinggi sebesar 35,3%.
Namun, keputusan ini tidak sepenuhnya didukung oleh mayoritas negara anggota UE. Walau ada oposisi dari negara-negara seperti Jerman, suara tersebut tidak cukup untuk menggagalkan kebijakan ini.
Serikat dagang otomotif di Jerman memperingatkan bahwa langkah ini dapat "berdampak negatif pada perdagangan bebas global dan pertumbuhan di Eropa," seperti disampaikan oleh Hildegard Mueller, presiden Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA).
Volkswagen, yang saat ini sedang menghadapi kompetisi ketat dari produsen China, menilai tarif tambahan ini tidak akan meningkatkan daya saing industri otomotif Eropa dan malah bisa mengganggu kestabilan ekonomi.
Balas Dendam China
Pemerintah China telah menyatakan penolakannya terhadap tarif tambahan ini dan menyebut kebijakan UE sebagai tindakan proteksionis yang "tidak adil." China berencana untuk membalas kebijakan ini dengan memberlakukan tarif sementara pada produk tertentu yang diimpor dari Eropa, seperti brandy.
Selain itu, China juga memulai penyelidikan terhadap subsidi Uni Eropa pada produk susu dan babi yang diimpor ke negaranya.
Meski diskusi antara UE dan China masih berlangsung, terdapat perbedaan pandangan yang signifikan. Tiongkok mendesak agar kedua pihak mencapai kesepakatan harga minimum bagi mobil listrik yang dijual di pasar Eropa untuk mengimbangi subsidi.
Namun, belum ada titik temu antara kedua pihak, dan retaliasi tarif terhadap produk Uni Eropa masih menjadi ancaman.
(luc/luc) Next Article Video: Eropa Tabuh Genderang Perang Baru Dengan China
