
15 Investor Tekstil Mau Pindah dari China ke Indonesia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebanyak 15 investor di sektor tekstil yang merupakan industri padat karya di China berencana melakukan relokasi pabriknya ke Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia mengatakan, seluruh calon investor itu berasal dari luar negeri dan seluruhnya bergerak di sektor tekstil.
"Mereka akan relokasi. Karena kebanyakan kan mereka sebelumnya kan investasinya di China," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Airlangga mengatakan, minat itu disampaikan 15 calon investor ke Indonesia karena saat ini tengah tren strategi bisnis China Plus One. Strategi itu digunakan oleh perusahaan China untuk mendiversifikasi bisnisnya ke negara lain.
"Dengan adanya situasi global itu sekarang mereka kebijakan daripada buyer di Amerika itu harus cari China Plus One. Nah China Plus One itu dicek berbagai negara apalagi Bangladesh kemarin politiknya sedang batuk, sehingga mereka hanya melihat dua negara biasanya, yaitu Vietnam dan Indonesia. Oleh karena itu Indonesia harus bisa memanfaatkan secara baik," tegas Airlangga.
Airlangga mengatakan, 15 investor tekstil itu besok akan datang ke Indonesia. Meski begitu, belum ada komitmen investasi. "Mereka masih belanja, belum ada (nilai investasinya. 15 investor besok aja dilihat," tegas Airlangga.
Walaupun belum ada komitmen investasi, 15 investor asing baru itu telah menaruh harapan ke Indonesia supaya pemerintah RI bisa segera membuat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau EU CEPA.
"Mereka ingin agar Indonesia dan Vietnam mempunyai treatment yang sama di negara Eropa atau Amerika. Dan itu hanya bisa dicapai kalau kita tanda tangan EU CEPA, karena bagi Vietnam itu ekspor ke Eropa dan ke Amerika bea masuknya nol, bagi Indonesia di atas, sekitar 16%, 10% sampai 20%," ucapnya.
Selain itu, pada kesempatan itu, Airlangga juga mengatakan bahwa dari 15 calon investor sektor tekstil padat karya yang ingin relokasi dari China ke Indonesia tersebut tidak ada satupun yang menyatakan minat untuk membeli PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, perusahaan tekstil tua Indonesia yang tengah pailit.
"Tidak ada, Mereka tidak minat untuk itu," ucap Airlangga.
(arj/haa) Next Article Pabrik Tekstil Tutup Berjamaah, Menteri Jokowi Ini Salahkan Dunia