²©²ÊÍøÕ¾

Wakil Sri Mulyani Bawa Kabar Baik, Awal 2025 Bisa Cerah!

Rosseno Aji Nugroho, ²©²ÊÍøÕ¾
11 November 2024 07:25
Tiga wakil menteri keuangan, Anggito Abimanyu, Suahasil Nazara, dan Thomas Djiwandoni usai menghadiri undangan presiden terpilih Prabowo Subianto kediamannya di Kartanegara, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Emir Yanwardhana)
Foto: Tiga wakil menteri keuangan, Anggito Abimanyu, Suahasil Nazara, dan Thomas Djiwandoni usai menghadiri undangan presiden terpilih Prabowo Subianto kediamannya di Kartanegara, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Emir Yanwardhana)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu meyakini kondisi perekonomian pada kuartal I-2025 akan cerah. Menurut dia, indikasi tersebut salah satunya terlihat realisasi penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor hingga Oktober 2024.

Anggito mengatakan realisasi penerimaan PPN impor hingga Oktober telah mencapai Rp 223,08 triliun. Penerimaan PPN impor ini berkontribusi terhadap 14,7% dari penerimaan pajak secara keseluruhan. Dia mengatakan jenis pajak ini tumbuh sebesar 7,2% year-on-year.

"PPN impor (perkembangannya) menarik," kata Anggito dalam konferensi pers APBN Kita edisi Oktober, dikutip Senin, (11/11/2024).

Dia mengatakan apabila ditelisik lebih detail, kenaikan PPN impor ini paling banyak disumbang oleh impor bahan baku. Menurut dia, tumbuhnya impor bahan baku tersebut mencerminkan kondisi sektor industri yang kemungkinan makin bergeliat pada awal tahun depan.

"Mudah-mudahan ini mencerminkan utilisasi industri kita di Q1- 2025, ini indikasi awal yang bisa memberikan petunjuk bagaimana ekonomi kita di bulan-bulan ke depan," kata dia.

Sebagaimana diketahui, PPN impor merupakan pajak yang dikenakan pada barang atau jasa yang masuk dari luar negeri ke Indonesia. Sementara itu, bahan baku penolong adalah bahan yang diperlukan oleh industri untuk memproduksi sesuatu.

Tumbuhnya impor bahan baku ini dapat mengindikasikan industri dalam negeri tengah menyiapkan berbagai bahan baku untuk memulai produksinya. Tahapan dari mulai impor hingga tahapan proses produksi biasanya memakan waktu beberapa bulan.

Adapun secara keseluruhan, pemerintah hingga Oktober 2024 telah merealisasikan penerimaan pajak sebesar Rp 1.517,53 triliun atau 76,3% dari target. Kemenkeu menyebut penerimaan pajak secara bruto dan neto semakin mengalami perbaikan dalam empat bulan terakhir.


(haa/haa) Next Article Profil Anggito Abimanyu, Ekonom yang Ditunjuk Prabowo Jadi Wamenkeu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular