
Konsumsi BBM RI Tembus 505 Juta Barel, Ini Rincian Penggunaannya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 2023 lalu mencapai 505 juta barel.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan bahwa dari akumulasi konsumsi BBM tersebut, hampir setengahnya yakni sebanyak 248 juta barel di antaranya digunakan untuk sektor transportasi.
"Konsumsi BBM nasional pada tahun 2023 sebesar 505 juta barel, dengan rincian sektor transportasi 248 juta barel atau 49%," bebernya dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Lebih lanjut, konsumsi BBM untuk sektor perindustrian mencapai 34% atau sebanyak 171 juta barel. Sedangkan untuk sektor ketenagalistrikan mengonsumsi BBM mencapai 8% atau sebesar 38,5 juta barel. Terakhir, sektor penerbangan atau aviasi yang mengonsumsi BBM mencapai 6% atau sebesar 28,5 juta barel.
"Sektor industri 171 juta barel atau 34%, sektor ketenagalistrikan 38,5 juta barel atau 8%, dan sektor aviasi 28,5 juta barel atau 6%," tambahnya.
Yuliot menambahkan, sepanjang 2023 Indonesia masih mengimpor minyak mencapai 297 juta barel, terdiri dari 129 juta barel impor dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Besarnya impor BBM tersebut turut mendorong pemerintah "memutar otak" untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Terlebih, Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan RI bisa mencapai swasembada energi.
Oleh karena itu, pemerintah pun menggencarkan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) seperti biodiesel berbasis minyak sawit (CPO) pada minyak Solar, dan juga pencampuran bioetanol berbasis tebu untuk menggantikan bensin.
Sejak Agustus 2023 pemerintah sudah menerapkan mandatori pencampuran biodiesel sebesar 35% atau B35, dan pada 1 Januari 2025 ditargetkan mulai diterapkan biodiesel 40% (B40).
(wia/wia) Next Article Tak Cuma Sawit, Sumber Bahan Baku Pengganti BBM Ini Ada di RI