
18 Tahun Berdiri, PGE Jadi Andalan Transisi Energi RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha Subholding Pertamina NRE, telah memasuki usia 18 tahun dalam mendukung pembangunan energi bersih di Indonesia. Berdiri sejak 12 Desember 2006, PGE terus menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan potensi energi panas bumi yang melimpah.
Sebagai pemain kunci pengelolaan sumber energi panas bumi dalam negeri, PGE terus berupaya memberikan yang terbaik. Hal ini dapat dilihat dari komitmen untuk mempercepat pengembangan proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama PGE Julfi Hadi menegaskan bahwa panas bumi dapat menjadi pendorong utama dalam transisi energi dan target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Terlebih, Indonesia memiliki potensi sumber energi panas bumi yang melimpah, dengan cadangan terbesar kedua di dunia.
Menurut dia, apabila sumber daya ini dapat dikembangkan secara optimal, ia optimistis bauran energi nasional dapat beralih dari yang semula lebih banyak didominasi sumber energi fosil menjadi energi terbarukan.
"Dengan arahan Menteri dan Presiden Prabowo Subianto soal transisi energi dan swasembada energi, panas bumi bisa jadi key driver di transisi dengan target NZE 2060 dan bisa menjadi independen fosil, sekarang PGE sudah proven. Untuk swasembada Indonesia mempunyai geothermal yang melimpah, nomor 2 terbesar," ungkap Julfi dalam Awarding Night ²©²ÊÍøÕ¾ Awards 2024 di Jakarta, dikutip Jumat (13/12/2024).
Meski demikian, ia mengakui bahwa pengembangan panas bumi di Indonesia selama 30 tahun ke belakang cukup lambat progresnya. Oleh sebab itu, guna mempercepat pengembangan energi panas bumi, maka diperlukan langkah game changer yang signifikan.
"Kalau di-develop bisa mengubah mix energy jadi green, tapi untuk akselerasi panas bumi, karena selama 30 tahun sangat pelan, untuk mendapatkan dari investor harus ada game changer," ujarnya.
Ia lantas menekankan bahwa transisi energi saja tidak cukup, namun yang dibutuhkan adalah upaya untuk mencapai swasembada energi. Terutama melalui dukungan investasi besar-besaran, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Di lain kesempatan, Julfi menyampaikan rencananya untuk menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PGE menjadi 1,5 Giga Watt (GW) pada 2030 mendatang.
Setidaknya, perusahaan telah mempersiapkan tambahan kapasitas terpasang PLTP menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan.
Perlu diketahui, pada 2023 kapasitas terpasang PLTP milik dan dioperasikan sendiri oleh PGE tercatat mencapai 673 Mega Watt (MW). Hingga akhir 2024 ditargetkan naik menjadi 727 MW.
Selain itu, PGE juga akan berfokus pada pengembangan ekosistem industri penunjang energi panas bumi di Indonesia. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan penandatanganan kerja sama untuk memproduksi komponen binary power plant di dalam negeri.
Sebagaimana diketahui, PGE baru saja meraih Peringkat A+ dalam studi Laporan Keberlanjutan 2023, yang dilakukan Foundation for International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) dan Moores Rowland.
Pengakuan ini menegaskan komitmen PGE menyediakan energi bersih juga memastikan operasionalnya mematuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan yang sejalan dengan kriteria Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 51/2017 serta standar Global Reporting Initiative (GRI).
Vice President Human Capital and Business Support PGE Elvie Qorina menjelaskan dengan pencapaian ini, PGE semakin menunjukkan perannya sebagai perusahaan publik yang mengintegrasikan nilai-nilai lingkungan, sosial, tata kelola (ESG), dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
Dia memaparkan dalam menciptakan praktik keberlanjutan yang terintegrasi dengan nilai-nilai HAM, PGE mengimplementasikan sejumlah langkah strategis. Salah satunya penerapan Respectful Workplace Policy yang dikeluarkan oleh Direksi untuk menciptakan budaya kerja yang inklusif, menghargai keberagaman, dan mendorong kolaborasi antar pegawai.
Kebijakan ini dilaksanakan secara konsisten untuk memastikan seluruh karyawan bekerja dalam lingkungan yang menghormati nilai-nilai keberagaman.
Selain itu, PGE memberikan perhatian khusus terhadap kesejahteraan karyawan melalui berbagai inisiatif. PGE membentuk komunitas pekerja, mulai dari komunitas hobi, keagamaan, hingga kelompok pekerja perempuan Pertamina bernama PERTIWI, untuk mendukung keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan rutin (Medical Check-Up) juga menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk memastikan kesehatan fisik dan mental seluruh karyawannya.
PGE juga membangun hubungan industrial yang harmonis dan berkelanjutan. Kebebasan berserikat yang dijamin melalui pengakuan terhadap Serikat Pekerja PGE (SP PGE) menjadi salah satu pilar tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab.
Proses perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara manajemen dan SP PGE dilakukan secara transparan dengan semangat saling menghormati.
Perlu diketahui, Indonesia tercatat memiliki cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia dengan jumlah 24 Giga Watt (GW). Namun, total kapasitas terpasang PLTP sampai saat ini baru sekitar 2,6 GW. Artinya, utilisasi panas bumi untuk listrik baru sekitar 10% dari cadangan yang ada.
PGE sendiri tercatat memiliki cadangan terbukti panas bumi lebih dari 3 GW.
Besarnya cadangan panas bumi di Tanah Air turut membuat Presiden Prabowo Subianto berkali-kali menyuarakan soal pentingnya menggencarkan panas bumi untuk mencapai visi swasembada energi nasional.
(wia) Next Article Bos PGE Buka-bukaan Jurus Proyek Panas Bumi Bisa Bersaing
