²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha dari PT PGN Tbk (PGAS) yang merupakan Subholding Gas Pertamina menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2024. Tantangan tersebut meliputi dinamika geopolitik, fluktuasi ekonomi global, hingga transisi energi.

Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis Pertagas, Arifin Ahmad mengatakan bahwa gejolak ekonomi dan geopolitik telah memberikan dampak signifikan. Terutama terhadap operasional dan kinerja keuangan perusahaan.

"Gejolak ekonomi dan geopolitik ini sangat mempengaruhi harga komoditi dan harga komoditi yang kami beli untuk sebagai bahan baku kami maupun untuk bahan baku untuk pembangunan infrastruktur seperti harga besi, harga baja dan segala macamnya. Itu sangat mempengaruhi kami," kata Arifin dalam acara Energy Corner ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (31/12/2024).

Baca: Dalam 5 Tahun, Laba Pertagas Berhasil Tumbuh 8%

Selain itu, ia juga menyoroti bahwa fluktuasi nilai tukar mata uang juga menjadi tantangan besar. Pasalnya, Pertagas selama ini menerima banyak pembayaran dalam bentuk rupiah.

"Geopolitik ini juga berdampak kepada kurs yang kita banyak menerima pembayaran dalam bentuk rupiah sehingga fluktuasi nilai kursus itu sangat berdampak terhadap kinerja keuangan Pertagas," ujarnya.

Selain gejolak ekonomi dan geopolitik, dorongan global untuk menuju transisi energi yang ramah lingkungan juga menjadi fokus utama perusahaan. Oleh sebab itu, Pertagas kini tengah berupaya untuk mencari bisnis-bisnis baru yang terkait dengan transisi energi.

"Kemudian semakin sedikitnya atau semakin terbatasnya kemitraan strategis. Jadi ini kami harus lebih kreatif dan mencari jalan baru untuk melakukan kemitraan strategis," kata Arifin.

(pgr/pgr) Next Article Optimalisasi Produksi LPG: Peran Nyata Pertagas Demi Swasembada Energi