
5 Catatan Penting ISEI Demi Ekonomi RI Tumbuh Tinggi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾-Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) siap mendukung program Asta Cita yang diusung oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk menuju pertumbuhan ekonomi mencapai 8% di tengah tingginya ketidakpastian global.
Hal ini disampaikan Perry Warjiyo, Ketua Umum (Ketum) ISEI dalam agenda Pelantikan Pengurus Pusat ISEI (PP ISEI) dan Pengurus Perkumpulan Istri ISEI (PIISEI) Periode 2024-2027 di Jakarta.
Perry menjelaskan yang pertama adalah menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Kedua, mengembangkan program hilirisasi SDA dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian.
Laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dikeluarkan International Institute for Management Development (IMD), menunjukkan peringkat daya saing Indonesia naik dari posisi ke-34 menjadi ke-27. Peningkatan kinerja ekonomi yang signifikan tersebut tidak terlepas dari peran peningkatan daya saing khususnya di sektor industri. Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai (value chain), baik lingkup global maupun domestik.
Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi yang terintegrasi sebagai wujud Asta Cita ke-3. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada kuartal ketiga mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 persen. Di sisi lain, angka malnutrisi masih mencapai 17,7 persen dari total populasi menurut UNICEF. Situasi tersebut menunjukkan urgensi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.
"Dalam konteks ini, program Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah sangat penting dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas, termasuk adopsi teknologi pertanian modern dan perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food dan mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk mendorong sisi permintaan menjadi relevan mengarahkan Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan," terangnya.
Keempat, mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusifitas perekonomian dan keuangan.
Kelima, penguatan SDM melalui program sertifikasi profesi melalui Lamemba dan lembaga lainnya yang turut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan laporan Bank Dunia, Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53. Menurut Perry, dapat diartikan bahwa anak Indonesia rata-rata hanya akan mencapai 53 persen dari potensi produktivitasnya saat dewasa. Hal ini diperburuk pasca-pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran selama lebih dari dua tahun bagi sebagian besar pelajar.
"Sebagai bagian dari Asta Cita program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah unggulan di daerah dan pengembangan riset menjadi prioritas yang harus diakselerasi untuk meningkatkan daya saing bangsa," ujar Perry
(mij/mij) Next Article Jokowi Terbang ke Jateng, Hadiri Forum Ekonom RI & Resmikan Tol!