²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Iran Akhirnya Buka Suara Respons Trump 2.0, Keras Bilang Begini

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
25 January 2025 22:00
Iran's Vice-President for Strategic Affairs Javad Zarif speaks during the 55th annual World Economic Forum (WEF) meeting in Davos, Switzerland, January 22, 2025. REUTERS/Yves Herman
Foto: REUTERS/Yves Herman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Iran akhirnya buka suara soal hubungannya dengan Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump resmi menjadi Presiden AS untuk kali kedua. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Iran untuk Urusan Strategis, Mohammad Javad Zarif, dalam acara Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kamis (23/1/205).

Dalam pernyataannya, Zarif mengatakan Iran tidak menimbulkan ancaman keamanan bagi dunia. Ia berharap Trump akan memilih 'rasionalitas' dalam berurusan dengan Republik Islam itu.

"Saya berharap kali ini, 'Trump 2' akan lebih serius, lebih fokus, lebih realistis," kata Zarif dikutip dari Reuters, Sabtu (25/1/2025).

Selain itu, Zarif menegaskan kembali, diskusi di masa mendatang terkait kesepakatan nuklir Iran benar-benar tak bisa dihindari.

"Tanpa dialog, tidak akan ada kemajuan," tambahnya dalam diskusi panel media.

"Sekarang, bagi kami, adalah saatnya untuk melangkah maju. Kami telah melihat lingkungan sekitar sebagai ancaman, karena sejarah kami. Sekarang Tidak seorang pun menganggap Iran sebagai tempat yang mudah untuk melaksanakan keinginan mereka. Jadi, kami dapat melangkah maju, berdasarkan peluang, bukan berdasarkan ancaman. Jadi, mari kita bicarakan hal itu."

Pada tahun 2018, Presiden Trump saat itu mengingkari kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia. Ia memberlakukan kembali sanksi keras AS atas negara itu sebagai bagian dari kebijakan 'tekanan maksimum' pada Iran.

Sebagai tanggapan, Teheran melanggar kesepakatan tersebut dengan beberapa cara termasuk dengan mempercepat pengayaan uraniumnya.

Trump sendiri telah berjanji untuk kembali ke kebijakan yang ditempuhnya pada masa jabatan sebelumnya yang berupaya menggunakan tekanan ekonomi. Ini dilakukan agar Iran merundingkan kesepakatan mengenai program nuklirnya, program rudal balistik, dan kegiatan regionalnya.


(dce) Next Article Trump Bikin Panas, Komporin Israel Bombardir Fasilitas Nuklir Iran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular