²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Maha Kuasa Trump, AS Bakal Kuasai Nuklir Terbesar Eropa

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
20 March 2025 20:00
In this image from a surveillance camera provided by the Ukrainian Presidential Press Office, smoke rises from a cooling tower of the Zaporizhzhia Nuclear Power Station in a Russia-controlled area in the Energodar, Zaporizhzhia region of Ukraine, Sunday, Aug. 11, 2024. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Foto: Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia (AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut ia dan Presiden Donald Trump telah membahas kemungkinan kepemilikan AS atas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan. Zaporizhzhia adalah PLTN terbesar di Eropa.

"Kami hanya berbicara tentang satu pembangkit listrik, yang berada di bawah pendudukan Rusia," kata Zelensky, seperti dikutip AFP, Kamis (20/3/2025).

Pernyataannya kepada wartawan muncul setelah Trump memberi tahu Zelensky pada Rabu bahwa AS dapat memiliki dan mengelola pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina sebagai bagian dari upaya untuk mengamankan gencatan senjata dalam invasi Rusia.

Pembangkit listrik di Zaporizhzhia, yang merupakan pembangkit listrik terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada awal invasi mereka yang diluncurkan pada Februari 2022 dan sejak itu telah menjadi titik api kekhawatiran atas kemungkinan insiden nuklir.

Lebih lanjut, Zelensky mengatakan bahwa perlu waktu lebih dari dua tahun agar pembangkit tersebut dapat beroperasi kembali. Kapasitas pembangkitannya dibutuhkan oleh Ukraina dan Eropa.

"Apakah kita membutuhkannya? Untuk rakyat, ya, dan untuk Eropa juga. Untuk bergabung dengan jaringan elektronik Eropa tentu saja. Kita bisa melakukan semua ini," katanya.

Sejak menjabat pada Januari, Trump telah berupaya mendapatkan penyelesaian yang cepat atas pertempuran selama lebih dari tiga tahun antara pasukan penyerang Rusia dan Ukraina.

Minggu lalu, Zelensky mendukung usulan yang dipimpin AS untuk gencatan senjata yang lengkap dan tanpa syarat di Ukraina, tetapi Kremlin menolak dan malah mengusulkan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi.

Pemimpin Ukraina itu mengatakan kepada wartawan dari Finlandia bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mungkin menyetujui gencatan senjata apa pun selama pasukan Ukraina masih berjuang untuk menguasai wilayah Kursk Rusia, tempat Kyiv melancarkan serangan yang berani tetapi sulit tahun lalu.

"Dia tidak menginginkan gencatan senjata sementara pasukan kita berada di wilayah wilayah Kursk," kata Zelensky.

Pasukan Rusia telah memperoleh kemajuan yang stabil di wilayah Kursk selama berminggu-minggu, menggagalkan harapan Kyiv sebagai alat tawar-menawar dalam pembicaraan dengan Moskow.

Sementara itu, keterlibatan cepat pemerintahan Trump dengan pejabat Rusia, yang merupakan perubahan tajam dari pendekatan pemerintahan sebelumnya, telah menimbulkan kekhawatiran di Ukraina bahwa mereka dapat dipaksa untuk membuat konsesi yang tidak populer, seperti menyerahkan wilayah kepada Rusia.

Namun Zelensky mengatakan kepada wartawan bahwa Trump tidak memberikan tekanan apa pun kepada Kyiv untuk menyerah pada tuntutan Kremlin.

"Saya ingin jujur, sangat jujur. Hari ini saya tidak merasakan tekanan apa pun dari Trump, tidak ada. Dan ini fakta. Anda tahu bahwa saya orang yang terbuka. Jika memang demikian, saya akan mengatakannya kepada Anda dengan terus terang," katanya.


(sef/sef) Next Article Video: 2032, RI Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular