²©²ÊÍøÕ¾

Pengusaha Yakin Prabowo Akan Selamatkan Industri Tekstil RI

Martyasari Rizky, ²©²ÊÍøÕ¾
11 April 2025 17:56
Workers make jackets at the Canada Goose factory in Toronto, Ontario, Canada, February 23, 2018.   REUTERS/Mark Blinch
Foto: REUTERS/Mark Blinch

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Industri tekstil nasional tengah menghadapi tantangan berat. Lesunya permintaan dalam negeri hingga menumpuknya stok barang menjadi persoalan yang terus menghantui. Di tengah kekhawatiran akan pelonggaran impor, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa meyakini Presiden Prabowo Subianto akan berpihak pada industri dalam negeri.

Jemmy menyebut, Presiden Prabowo telah memberikan sinyal tegas untuk melindungi sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Pak Presiden itu pesannya jelas. Industri tekstil harus dilindungi. Beliau juga sempat berbincang langsung dengan saya sebelum meninggalkan ruangan. Beliau sangat paham bahwa industri ini menyerap tenaga kerja yang besar, terutama dari lulusan SMP dan SMA," ujar Jemmy dalam Profit ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (11/4/2025).

Jemmy menuturkan, sekitar 80% tenaga kerja di sektor TPT berasal dari pendidikan menengah ke bawah. Jika industri tekstil runtuh, akan sulit bagi sektor lain untuk menyerap angkatan kerja sebanyak ini.

"Kalau industri tekstil tidak bisa survive, tidak ada industri yang bisa menyangga angkatan kerja yang sebanyak ini," tukas dia.

FILE PHOTO: Labourers work at a garment factory in Bac Giang province, near Hanoi October 21, 2015. REUTERS/KhamFoto: REUTERS/Kham
FILE PHOTO: Labourers work at a garment factory in Bac Giang province, near Hanoi October 21, 2015. REUTERS/Kham

Adapun terkait polemik pelonggaran kuota impor, Jemmy menilai banyak pihak keliru dalam menafsirkan arah kebijakan pemerintah.

"Jangan disalahartikan bahwa Bapak Presiden akan membuka keran impor bahan baku seenaknya. Beliau sangat arif dan bijaksana. Beliau bilang dengan jelas, industri tekstil nasional harus dilindungi," tegasnya.

Ia juga menekankan, regulasi soal impor masih terus dibahas dan disinkronkan di level kementerian, khususnya di Kementerian Perdagangan. Pemerintah, menurutnya, tengah berupaya menjaga keseimbangan antara kebutuhan bahan baku dan perlindungan terhadap produksi dalam negeri.

"Tidak serta-merta semua barang bebas melenggang masuk ke Indonesia. Yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri itulah yang impornya bisa diberikan," katanya.

Ia pun mengingatkan, jika impor produk jadi dibuka tanpa batas, yang terdampak tidak hanya industri besar, tapi juga pelaku usaha kecil dan menengah (IKM) yang jumlahnya sangat banyak.

"Saya pikir itu bukan keinginan Presiden. Beliau jelas-jelas bicara, beliau itu merah putih. Pesannya sebelum meninggalkan ruangan adalah 'industri tekstil yang menyerap tenaga kerja cukup banyak harus dilindungi'," pungkasnya.


(wur) Next Article 30 Pabrik Tekstil RI Resmi Tutup, Ada Nama Perusahaan Terkenal Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular