²©²ÊÍøÕ¾

Foto Internasional

Asap Beracun di Barcelona, Ratusan Ribu Warga Diisolasi

Reuters, ²©²ÊÍøÕ¾
Minggu, 11/05/2025 21:15 WIB

Ratusan ribu penduduk harus terdampak akibat kebakaran perusahaan produk pembersih kolam renang di Vilanova i la Geltru

1/5 Kebakaran di kawasan industri menyebabkan awan klorin beracun. (Reuters)

Kebakaran yang di perusahaan produk pembersih kolam renang di Vilanova i la Geltru, Spanyol, Jumat (10/5) pukul 2.20 pagi waktu setempat. (Reuters)

2/5 Kebakaran di kawasan industri menyebabkan awan klorin beracun. (Reuters)

Ratusan ribu penduduk harus terdampak akibat kebakaran perusahaan produk pembersih kolam renang yang menimbulkan asap klorin di Vilanova i la Geltru, sebuah kota yang berjarak 48 kilometer di sebelah selatan Barcelona. REUTERS/Eric Renom

3/5 Kebakaran di kawasan industri menyebabkan awan klorin beracun. (Reuters)

Pihak berwenang telah meminta warga di daerah yang terkena dampak untuk tetap tinggal di rumah, tetapi beberapa jam kemudian perintah tersebut dicabut. "Jika Anda berada di daerah yang terkena dampak, jangan tinggalkan rumah atau tempat kerja Anda," kata layanan Perlindungan Sipil di situs media sosial X.REUTERS/Eric Renom

4/5 Kebakaran di kawasan industri menyebabkan awan klorin beracun. (Reuters)

Tidak ada yang terluka dalam kebakaran itu, kata layanan darurat Catalan pada hari Sabtu, tetapi penduduk di lima kota dikirimi pesan di ponsel mereka yang meminta mereka untuk tetap di dalam rumah. "Klorin sangat sulit terbakar, tetapi jika terbakar, akan sangat sulit memadamkannya," kata pemilik properti industri, Jorge Vinuales Alonso, kepada stasiun radio lokal Rac1 dilansir dari Reuters. REUTERS/Eric Renom

5/5 Kebakaran di kawasan industri menyebabkan awan klorin beracun. (Reuters)

Ia mengatakan penyebab kebakaran mungkin baterai litium. Dampaknya kereta yang seharusnya melewati area tersebut tertahan, jalan diblokir, dan acara lainnya dibatalkan. Juru bicara Perlindungan Sipil Joan Ramon Cabello mengatakan kepada saluran televisi TVE bahwa kebakaran berhasil dikendalikan. REUTERS/Eric Renom