²©²ÊÍøÕ¾

Berlomba menuju Real-Time

Leslie Choo, ²©²ÊÍøÕ¾
18 April 2022 13:36
Leslie Choo
Leslie Choo
Managing Director - Asia Pacific, ACI Worldwide. Berbasis di Singapura, Leslie Choo bertanggung jawab atas manajemen dan memimpin seluruh aspek sales dan service bisnis di Asia. Dia memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang jasa keuangan dan memimp.. Selengkapnya
(Freepik.com)

Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi ²©²ÊÍøÕ¾Indonesia.com

Tanpa dibatasi oleh infrastruktur teknologi yang besar dan ketinggalan zaman, pemerintahan-pemerintahan di Asia bergegas untuk menata ulang posisi mereka untuk menjadi raksasa ekonomi, pendukung digitalisasi, dan pahlawan nasional yang bertanggungjawab dalam mengakselerasi ekonomi digital di negara mereka.

Hasilnya? Asia dengan sangat cepat menjadi pemimpin dalam pembayaran real-time dan ekonomi digital, terlepas dari fiskal, mata uang dan lingkungan regulasi yang terfragmentasi.

Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa yang tersebar di 17.000+ pulau, adalah satu contoh yang sangat tepat.

Bank Indonesia (BI), Bank Sentral Indonesia, belum lama ini meluncurkan program infrastruktur pembayaran terpusat real-time terbesar dan termodern yang pernah ada di dunia (BI-FAST) - serta menuntaskan tugas maha besar ini dalam waktu kurang dari sembilan bulan, meskipun ada pembatasan-pembatasan akibat pandemi COVID-19.

BI-FAST adalah bagian integral dari inisiatif modernisasi digital Indonesia yang sedang berjalan dan pusat dari Payment System Blueprint, IPS 2025. IPS 2025 bertujuan untuk mentransformasi infrastruktur pembayaran negara, mengintegrasikan ekonomi digital dengan sektor finansial, dan menjawab permintaan publik untuk sistem pembayaran yang cepat, mudah, aman, terjangkau dan handal.

Namun demikian, yang benar-benar menakjubkan tentang pencapaian ini bukanlah pengimplementasian infrastruktur central core dalam waktu kurang dari sembilan bulan, melainkan koordinasi yang baik, penyelarasan, dan standarisasi di seluruh negeri dan antar sektor, yang mengikuti infrastruktur teknologi itu sendiri.

Keberhasilan BI bukan hasil dari teknologi, melainkan buah dari kepemimpinan dan regulator yang dinamis dan fokus untuk menyingkirkan belenggu birokrasi dan mendefinisikan dirinya kembali sebagai digital enabler dan penggerak ekonomi digital negara.

Berbagai pencapaian setelah BI-FAST online sangat mengagumkan. Bank Indonesia mendefinisikan kembali kewenangannya dengan menerapkan mandat sebagai koordinator pusat bagi keseluruhan ekosistem pembayaran digital. Hal ini memberikan cakupan kepada BI untuk mengumpulkan semua orang, proses, teknologi, berbagai standar dan jaringan yang dibutuhkan untuk mendorong agenda digital negara.

• Dimulai dengan kesadaran bahwa ekonomi digital adalah ekosistem yang berkembang yang membutuhkan keahlian internasional dan konektivitas yang interoperable, sehingga BI menghadirkan infrastruktur terbaik di kelasnya, tangguh dan skalabel, bersama mitra strategis terpercaya dan bisa diandalkan, yaitu ACI, yang bisa berkembang bersama negara.

• Bank Indonesia kemudian menetapkan timeline dan target yang ambisius, menyadari sejak awal bahwa perubahan cepat dalam pembayaran mengharuskannya untuk mengambil alih dan menyediakan platform dalam waktu sangat singkat supaya tetap mutakhir dan relevan.

• Untuk memastikan implementasi BI-FAST bukan akhir dari proyek ini, namun awal dari perjalanan digital negara ini, BI mendorong semua 135 bank di Indonesia untuk mengadopsi skema pembayaran real time. Penyelarasan dan koordinasi yang tersinkronisasi ini memastikan bank-bank tersebut berkomitmen untuk bergabung dan menggerakkan pemanfaatan real-time. Ini juga mengurangi time to market mereka karena teknologi internal dan proses di-upgrade pada saat yang sama ketika infrastruktur BI-FAST tersedia.

• Akhirnya, dengan tekad untuk menghindari kesulitan dan tantangan fragmentasi dan semangat untuk menetapkan standar nasional untuk beroperasi real time - fokus BI pada internasionalisme membuat mereka memilih ISO 20022: Bahasa global umum untuk data pembayaran dan standar global de facto - daripada menghabiskan sumber daya pada framework yang harus disesuaikan dulu

Jika kita melihat BI-FAST secara keseluruhan, faktor kesuksesan terbesar selama ini adalah mindset internasional dan connected dari Bank Indonesia, ditambah dengan semangatnya untuk bisa mewujudkan visinya.

Dengan menyadari bahwa infrastruktur pembayaran real time di negara ini adalah pilar utama ekonomi digital, Bank Indonesia mulai dengan prinsip bahwa infrastruktur RTP seharusnya jadi aset internasional, bukan hanya aset nasional. Aset yang membutuhkan pengalaman global, keahlian dan insight untuk memastikan infrastruktur pembayaran dan ekonomi saling terhubung dan bisa dijalankan secara internasional.

Perubahan dalam mindset dan visi ke luar membuat negara mengembangkan platform yang siap untuk masa depan dan cepat menghubungan negara ini, serta akan membangun fondasi ekonomi digital pada saat ini dan di masa yang akan datang.

Asia identik dengan fleksibilitas dan adaptabilitas. Kemampuan untuk mengatasi rintangan yang paling fundamental sudah ada di jantung kesuksesan kami selama beberapa dekade.

Bank Indonesia menerapkan nilai-nilai tersebut. Melalui kemitraan dengan ACI, BI sudah memastikan bahwa infrastruktur pembayaran real-time-nya tidak hanya menyatukan negara tapi bisa menghubungkannya ke jaringan pembayaran real-time negara lain, walaupun mata uang, peraturan dan standarnya terfragmentasi. Hal ini memperkenalkan kemampuan untuk membuat dan mengakselerasi pembayaran real-time lintas batas.

Bank Indonesia kini sudah menjadi panutan internasional dalam hal bagaimana seharusnya bank sentral beroperasi dan mendefinisikan kembali regulator Asia dan banknya.

Ketika pasar lain di kawasan ini mengukur target real-time mereka - mereka seharusnya melihat ke Indonesia dan bagaimana fokusnya dalam koordinasi, penyelarasan, pandangan internasional dan teknologi terbaik di kelasnya dan mitra yang dengan cepat jadi standar yang penting dalam mengembangkan ekonomi digital - dan memaksa pasar berkembang di dunia melihat dari dekat mandat mereka sendiri.


(dru)