
Saham Ambles & Bebani IHSG, Valuasi Bank Big 4 Lenyap Rp161 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham empat bank raksasa (Big Four) dengan kapitalisasi pasar terbesar diperdagangkan tertekan sejak awal tahun 2023. Kinerja buruk tersebut ikut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi salah satu indeks acuan dengan kinerja paling buruk di dunia tahun ini.
Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tercatat ambles 10,32% sejak awal tahun, Bank Mandiri (BMRI) tertekan 6,55% dan Bank Central Asia (BBCA) melemah 4,39%. Ketiganya secara berurutan merupakan emiten yang paling membebani (laggard) kinerja IHSG awal tahun ini. Sementara itu, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) yang terkoreksi 5,42% sejak awal tahun juga masuk dalam daftar 10 saham laggard tahun ini.
Tahun ini, IDX Financials menjadi salah satu sektor dengan kinerja terburuk dan tercatat hanya sedikit lebih baik dari konsumer non-primer dan energi.
Melemahnya saham big four terjadi seiring dengan sikap bank sentral utama yang masih hawkish. Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) telah menyatakan komitmennya untuk memerangi inflasi dan mengharapkan suku bunga yang lebih tinggi tetap berlaku sampai lebih banyak kemajuan dibuat dan bukti kuat telah terekam dalam data ekonomi.
Pelemahan ini juga ikut diperparah oleh investor asing yang tercatat rajin melepas saham big cap RI, termasuk big four. Sejak awal tahun ini investor asing membukukan aksi jual bersih Rp 2,34 triliun di seluruh pasar. Adapun saham BBCA dan BBRI menjadi dua saham yang paling banyak dilego asing.
Mengutip data Refinitv, karena kinerja buruk sejak awal tahun, secara kumulatif total kapitalisasi pasar big four tercatat berkurang hingga Rp 161,55 triliun, dengan BBRI mengalami penurunan kapitalisasi terbesar senilai Rp 76,52 triliun.
Sepanjang tahun ini, setidaknya tercatat ada 41 emiten perbankan yang mencatatkan kinerja saham negatif, dengan penurunan terbesar terjadi pada bank digital milik Jerry Ng, Bank Jago (ARTO). Sejak awal tahun saham JAGO tercatat melemah 20,16%. Lalu ada juga Bank Pan Indonesia (BNPN) yang tercatat melemah 20,13% tahun ini.
Sementara itu emiten perbankan dengan kenaikan tertinggi dicatatkan oleh Bank KB Bukopin. Lalu dari jajaran bank besar - KBMI IV dan KBMI III - hanya Bank Mega (MEGA), Bank Permata (BNLI) dan Bank Syariah Indonesia (BRIS) yang mampu mencatatkan kinerja saham positif tahun ini.
Tahun lalu, emiten perbankan RI mencatatkan kinerja gemilang akibat pertumbuhan kredit nasional masih mampu tumbuh hingga dua digit secara tahunan. Selain itu, dampak kenaikan suku bunga dan naiknya inflasi belum sepenuhnya mempengaruhi kinerja dan tercermin dalam operasional perusahaan.
Dalam empat kuartal terakhir yang laporan keuangannya tersedia, secara total laba emiten perbankan RI meningkat hingga 60,15%. Dengan emiten raksasa ikut mencatatkan angka pertumbuhan laba yang cukup signifikan. Sejumlah analis juga memroyeksi pertumbuhan kuat ini akan terus terjaga hingga kuartal terakhir tahun lalu.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(fsd/fsd)