²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Kualitas Hidup Jakarta Terendah di Dunia? Cek Faktanya!

Aulia Mutiara Hatia Putri, ²©²ÊÍøÕ¾
11 January 2023 10:05
Kepala Disnakertrans provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah mengungkapkan kenaikan UMP 2023 DKI Jakarta sebesar 5,6% ke Rp 4.901.798.
Foto: Sejumlah karyawan melewati jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa (29/11/2022). Kepala Disnakertrans provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah mengungkapkan kenaikan UMP 2023 DKI Jakarta sebesar 5,6% ke Rp 4.901.798. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Numbeo yang merupakan sebuah data base yang membuat peringkat kota-kota di dunia berdasarkan statistik. Dalam websitenya merilis kota dengan indeks kualitas hidup terbaik di dunia. Ironisnya, Jakarta malah menempati urutan bawah dari daftar tersebut.

Dari daftar tersebut, Kota The Hague yang merupakan sebuah kota di Belanda ini menjadi kota dengan indeks kualitas hidup paling baik dengan skor sebesar 217.1. Dari berbagai indikator kota Th Hague tercatat unggul.

Sebagai informasi, Indeks kualitas hidup dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang memperhitungkan indeks daya beli ( jika lebih tinggi lebih baik), indeks polusi (lebih rendah lebih baik), rasio harga rumah terhadap pendapatan (lebih rendah lebih baik).

Selain itu, dihitung pula berdasarkan indeks biaya hidup (lebih rendah lebih baik), indeks keselamatan (lebih tinggi lebih baik), indeks perawatan kesehatan (lebih tinggi lebih baik), indeks waktu perjalanan lalu lintas (lebih rendah lebih baik) dan indeks iklim (lebih tinggi lebih baik).

Lalu bagaimana dengan indeks kulitas hidup di Jakarta?

Berdasarkan data Numbeo, indeks kualitas hidup di Jakarta masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan kota di negara yang lain. Indeksnya tercatat di angka 74.5. Kendati demikian Jakarta bukan lah yang terendah. Masih ada Rio de Janeiro, Brazil dengan indeks sebesar 69,42.

Pembangunan manusia sejatinya memiliki makna yang luas. Namun, ide dasar pembangunan manusia itu sendiri yaitu pertumbuhan positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan, serta perubahan dalam kesejahteraan manusianya.

Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dapat dikatakan berhasil membangun wilayah kerjanya apabila mampu mewujudkan kualitas hidup yang baik untuk warganya.

Indonesia sendiri, salah satu indikator untuk mengukur kualitas hidup tersebut dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator penjelas bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.

IPM sendiri disusun dari 4 (empat) komponen pembentuk yaitu Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran Per Kapita/tahun Disesuaikan (PPP).

Konsep dalam mengukur pembangunan di Jakarta berbeda dengan perhitungan Numbeo. Indikator pembangunan IPM dapat dilihat dari pertama yakni kecepatan IPM, ini menggambarkan intensitas upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pembangunan manusia dalam suatu periode.

Kedua, pengukuran status IPM menggambarkan level pencapaian pembangunan manusia dalam satu periode di mana sangat tinggi IPM nya berada di atas 80, tinggi berada di rentang 70-79,9 sementara sedang akan berada di rentang 60-69 dan rendah berada di bawah 60.

Jika Numbeo menggunakan indikator indeks daya beli, indeks kesehatan, indeks biaya hidup, indeks harga properti terhadap pendapatan, indeks populasi, indeks polusi, dan indeks iklim.

Sementara konsep pembangunan manusia di Jakarta diukur dengan menggunakan pendekatan tiga dimensi dasar manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).

Baca Halaman Selanjutnya >>> Kondisi Indeks Pembangunan Jakarta 2022

Jika menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Provinsi DKI Jakarta kembali naik sebesar 0,67% menjadi 81.65.

Kenaikannya pun lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 0,42%. Namun, selama kurun waktu 2018-2022, IPM DKI Jakarta terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2018 tercatat sebesar 80,47 dan meningkat 1,18 poin menjadi 81,65 pada tahun 2022 atau tumbuh 1,47 persen selama 5 tahun terakhir.

Jika kita lihat, selama kurun waktu 2018-2020 pertumbuhan IPM DKI Jakarta mengalami perlambatan. Perlambatan pertumbuhan terbesar pada tahun 2020, yang hanya tumbuh 0,01 persen. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab tertahannya laju IPM pada tahun 2020.

Namun demikian, kekhawatiran akan IPM DKI Jakarta yang tumbuh melambat sejak tahun 2018, kembali memberikan optimisme dengan terus menguatnya pertumbuhan IPM pada tahun 2021 dan 2022 ini.

Penanganan Pandemi Covid-19 yang berjalan dengan baik diiringi dengan proses pemulihan ekonomi yang terus berlanjut dan semakin menguat telah mendukung pembangunan manusia Jakarta yang lebih baik.

IPM Provinsi DKI Jakarta juga masih tertinggi di Indonesia dengan status IPM Sangat Tinggi (nilainya diatas 80) bersama dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jika dibandingkan dengan pencapaian IPM Indonesia, DKI Jakarta selalu menduduki peringkat tertinggi di antara 34 Provinsi di Indonesia.

Bahkan secara total, IPM Indonesia yang mencerminkan rata-rata IPM 34 provinsi sebesar 72,91 berada cukup jauh di bawah angka IPM DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan tingginya disparitas pencapaian pembangunan manusia antar provinsi.

Nilai komponen pembentuk IPM DKI Jakarta tahun 2022 diantaranya Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH) yakni 73,32 tahun, kedua, Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,08 tahun dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yakni 11,31 tahun, dan terakhir Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan (PPP) Rp 18,93 juta.

Berdasarkan data BPS, selama periode tahun 2018-2022, UHH Provinsi DKI Jakarta menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Selama periode ini UHH Provinsi DKI Jakarta tumbuh 0,89 persen. Pada tahun 2022, UHH DKI Jakarta sudah mencapai 73,32 tahun. Hal ini berarti bayi yang dilahirkan tahun 2022 memilki peluang untuk hidup sampai berumur 73,32 tahun.

Selain itu, pada tahun 2018 PPP Provinsi DKI Jakarta sekitar 18,13 juta rupiah, kemudian pada tahun 2022 PPP telah mencapai 18,93 juta rupiah per tahun atau sekitar 1,58 juta rupiah per bulan. Selama periode tahun 2018-2022, PPP Provinsi DKI Jakarta tumbuh sebesar 4,44%.

Pertumbuhan PPP tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 2,38%, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar minus 1,62%. Berikut Rinciannya.

Dengan ini, jika mengacu pada indikator indeks ±õ±Ê²ÑÌýDKI Jakarta memang masuk kategori sangat tinggi yakni berada di angka di atas 80.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular