
Kualitas Hidup Jakarta Terendah di Dunia? Cek Faktanya!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Numbeo yang merupakan sebuah data base yang membuat peringkat kota-kota di dunia berdasarkan statistik. Dalam websitenya merilis kota dengan indeks kualitas hidup terbaik di dunia. Ironisnya, Jakarta malah menempati urutan bawah dari daftar tersebut.
Dari daftar tersebut, Kota The Hague yang merupakan sebuah kota di Belanda ini menjadi kota dengan indeks kualitas hidup paling baik dengan skor sebesar 217.1. Dari berbagai indikator kota Th Hague tercatat unggul.
Sebagai informasi, Indeks kualitas hidup dihitung dengan menggunakan rumus empiris yang memperhitungkan indeks daya beli ( jika lebih tinggi lebih baik), indeks polusi (lebih rendah lebih baik), rasio harga rumah terhadap pendapatan (lebih rendah lebih baik).
Selain itu, dihitung pula berdasarkan indeks biaya hidup (lebih rendah lebih baik), indeks keselamatan (lebih tinggi lebih baik), indeks perawatan kesehatan (lebih tinggi lebih baik), indeks waktu perjalanan lalu lintas (lebih rendah lebih baik) dan indeks iklim (lebih tinggi lebih baik).
Lalu bagaimana dengan indeks kulitas hidup di Jakarta?
Berdasarkan data Numbeo, indeks kualitas hidup di Jakarta masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan kota di negara yang lain. Indeksnya tercatat di angka 74.5. Kendati demikian Jakarta bukan lah yang terendah. Masih ada Rio de Janeiro, Brazil dengan indeks sebesar 69,42.
Pembangunan manusia sejatinya memiliki makna yang luas. Namun, ide dasar pembangunan manusia itu sendiri yaitu pertumbuhan positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan, serta perubahan dalam kesejahteraan manusianya.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dapat dikatakan berhasil membangun wilayah kerjanya apabila mampu mewujudkan kualitas hidup yang baik untuk warganya.
Indonesia sendiri, salah satu indikator untuk mengukur kualitas hidup tersebut dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indikator penjelas bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.
IPM sendiri disusun dari 4 (empat) komponen pembentuk yaitu Umur Harapan Hidup saat Lahir (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran Per Kapita/tahun Disesuaikan (PPP).
Konsep dalam mengukur pembangunan di Jakarta berbeda dengan perhitungan Numbeo. Indikator pembangunan IPM dapat dilihat dari pertama yakni kecepatan IPM, ini menggambarkan intensitas upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pembangunan manusia dalam suatu periode.
Kedua, pengukuran status IPM menggambarkan level pencapaian pembangunan manusia dalam satu periode di mana sangat tinggi IPM nya berada di atas 80, tinggi berada di rentang 70-79,9 sementara sedang akan berada di rentang 60-69 dan rendah berada di bawah 60.
Jika Numbeo menggunakan indikator indeks daya beli, indeks kesehatan, indeks biaya hidup, indeks harga properti terhadap pendapatan, indeks populasi, indeks polusi, dan indeks iklim.
Sementara konsep pembangunan manusia di Jakarta diukur dengan menggunakan pendekatan tiga dimensi dasar manusia, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup layak (decent standard of living).
Baca Halaman Selanjutnya >>> Kondisi Indeks Pembangunan Jakarta 2022
