
Sektor Pariwisata Bakal Cerah, Emiten PDES Tetap Tak Menarik?

- PDES kembali membukukan kerugian pada tahun 2022, namun kerugiannya menyusut 96%.
- Investor harus membayar lima kali lebih mahal untuk harga saham PDES.
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan di tahun 2023 diyakini dapat membuat sektor pariwisata nasional cerah dan bergairah.
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) kembali membukukan kerugian pada laporan keuangan per 31 Desember 2022.
Dimana sejak tahun 2019 hingga 2021 PDES masih membukukan kerugian. Dan pada tahun 2022 PDES kembali mencatat kerugian pada rugi berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,29 miliar pada tahun 2022. Rugi menyusut 96% dari periode 2021 dengan rugi Rp60,59 miliar.
Turunnya kerugian PDES berasal dari meningkatnya pendapatan pada tahun 2022 sebesar 1.525% atau Rp150 miliar, dimana pada tahun 2021 sebesar Rp9,28 miliar.
Hingga perdagangan 15/3/2023 harga saham PDES di tutup di harga Rp298 dengan turun 0,67%. Diketahui PDES sudah listing di Bursa Efek Indonesia sejak 8 Juli 2008 dengan harga IPO Rp200.
Meski harga saham PDES terbilang mahal, namun beberapa pakar mengatakan sektor pariwisata akan cerah di tahun 2023. Mari bahas lebih lanjut.
Pertumbuhan Laba Tahunan
Jika melihat dari pertumbuhan laba, PDES mengalami kerugian sejak 2019 hingga 2021. Kerugian tersebut diakibatkan oleh menurunnya pendapatan yang cukup drastis.
Dimana pendapatan turun berasal dari paket perjalanan wisata, sewa kendaraan dan pendapatan pihak ketiga. Dimana pada tahun 2020-2021 diketahui bahwa Covid-19 masih melanda sehingga masih belum banyak orang yang pergi berwisata.
Kemudian PDES kembali mencatat kerugian pada rugi berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,29 miliar pada tahun 2022. Rugi menyusut 96% dari periode 2021 dengan rugi Rp60,59 miliar.
Turunnya kerugian PDES berasal dari meningkatnya pendapatan pada tahun 2022 sebesar 1.525% atau Rp150 miliar, dimana pada tahun 2021 sebesar Rp9,28 miliar.
Jika melihat dalam catatan kaki laporan keuangan periode 2022, pendapatan PDES meningkat berasal dari kenaikan paket perjalanan wisata, pendapatan pihak berelasi dan pihak ketiga. Untuk sewa kendaraan PDES turun dari Rp6,7 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp2,2 miliar pada tahun 2022.
Meningkatnya pendapatan dari pihak berelasi yang berkontribusi 5,15% pada total pendapatan PDES berasal dari PT Panorama JTB Tours Indonesia, PT Panorama Media, PT Asian Trails Indonesia, PT Panorama Evenindo, PT WEHA Transportasi indonesia Tbk (WEHA) dan PT Panorama Hospitality Management.
Valuasi
Secara Book Value (BV) dan Price Book Value (PBV) harga saham PDES masih dikatakan cukup mahal.
Untuk Gross Profit Margin (GPM) PDES berada di 17,61%. Angka ini cukup kecil, dimana margin atau selisih dari pendapatan dengan beban pokoknya hanya untung 17.61% saja.
Secara Net Profit Margin (NPM) PDES tentu masih -1,52%. Hal ini karena PDES kembali mencatat kerugian pada rugi berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,29 miliar pada tahun 2022. Rugi menyusut 96% dari periode 2021 dengan rugi Rp60,59 miliar.
Secara Return On Equity (ROE) PDES juga -5,50%. Berarti Perseroan tidak mampu menghasilkan profit sesuai ekspektasi karena Perseroan tidak efektif dalam mengelola modal untuk menghasilkan laba.
Dan kembali minus pada Return On Asset (ROA) di -0.86%. Berarti Perseroan tidak efektif dalam mengelola aset untuk menghasilkan laba.
Secara Debt to Equity Ratio (DER) PDES berada di angka yang cukup tinggi di 554.30%. Yang menandakan bahwa jumlah hutang lebih besar dibandingkan jumlah modalnya. Sehingga dalam kemampuan membayar hutang terhadap modalnya tidak efisien.
Dan secara Cash Ratio (CR) PDES berada di angka yang cukup kecil di 13.67%. Berarti likuiditas PDES cukup kecil. Dalam kemampuan membayar kewajiban lancar terhadap kasnya tidak efisien.
Bisnis
PT. Destinasi Tirta Nusantara Tbk (PDES) bergerak dalam bisnis yang berkaitan dengan biro wisata, termasuk menyediakan paket wisata dan perjalanan dan layanan terkait lainnya, seperti menyediakan pemandu wisata dan transportasi wisata. Perusahaan dan anak perusahaan (yang secara kolektif disebut dalam Grup) beroperasi di bawah kelompok usaha Panorama Leisure.
Prospek Bisnis
Di tahun 2023 PDES berencana membidik angka wisatawan sekitar 70.000 pax. Hal ini dikarenakan di akhir tahun 2023 Indonesia sudah memasuki masa kampanye (situasi politik) untuk pemilu yang akan dilaksanakan di tahun 2024, praktis dalam periode ini tingkat kedatangan wisatawan mancanegara akan tertahan sampai dengan tahun 2025, jika situasi kondusif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan di tahun 2023 diyakini dapat membuat sektor pariwisata nasional cerah dan bergairah. Hal ini disebabkan menjelang pemilu tahun 2024. Menurutnya, tahun politik itu justru bagus untuk pariwisata dan ekonomi kreatif karena pasti banyak sekali kegiatan di hotel-hotel. Pada tahun-tahun politik itu adalah kesempatan terbaik untuk investasi, termasuk di sektor pariwisata dan pendukungnya seperti perhotelan.
Layak Beli Atau Tidak?
Jika melihat dari hasil laporan keuangan PDESÂ 2022 masih membukukan kerugian, meskipun kerugian tersebut sudah menyusut drastis dari total kerugian tahun 2021.
Kemudian para pakar memprediksi tahun 2023 cerah untuk sektor pariwisata menjelang momen pemilu tahun 2024. Hal ini bisa menjadi pendorong di sektor pariwisata.
Investor bisa menunggu hasil laporan keuangan kuartal I 2023 bahkan hingga semester I 2023 untuk PDES. Apakah kembali membukukan kerugian atau berhasil mencetak laba. Untuk saat ini memang PDES belum layak untuk dilirik.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)
