²©²ÊÍøÕ¾

Fundamental Pundit

Stock Split BMRI Bikin Wong Cilik Makin Senang

²©²ÊÍøÕ¾ Research, ²©²ÊÍøÕ¾
05 April 2023 11:25
Customers stand inside Bank Mandiri at Plaza Mandiri in Jakarta, November 25, 2015. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

- Pasca-pecah saham, harga saham BMRI lebih terjangkau bagi investor ritel

- Aksi stock splitsejumlah saham big capdan peersbisa menjadi acuan prospek BMRI

- Kisah keberhasilan stock split2017 lalu juga menjadi modal penting untuk BMRI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aksi pemecahan nilai nominal saham (stock split) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) berpotensi membawa berdampak positif bagi para investor. Salah satunya soal harga saham yang menjadi lebih terjangkau bagi investor ritel.

Dengan rasio stock split1:2, itu berarti dengan mengacu cum dateper penutupan 3 April 2023 di angka Rp10.525/saham, harga teoritis BMRI ada di Rp5.262/saham.

Sebagai ilustrasi, apabila sebelum stock splitinvestor akan merogoh kocek Rp1,05 juta untuk 1 lot (100 saham) BMRI, usai aksi pecah saham investor tersebut hanya perlu mengeluarkan dana sekitar Rp527 ribu untuk 1 lot saham Bank Mandiri.

Ini pada gilirannya akan membantu para investor ritel yang memiliki modal terbatas untuk berinvestasi di salah satu emiten bank kakap yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.

Preseden atas antusiasme investor ritel terhadap saham stock splittampak dari kasus sejumlah emiten big cap.

Dari sejumlah nama besar yang melakukan pecah saham selama periode 2021-2022, kepemilikan investor individu (ritel) lokal di saham emiten tersebut cenderung bertambah seiring aksi korporasi tersebut. Beberapa di antaranya bahkan diiringi dengan kinerja saham yang positif pula.

Untuk menyebut beberapa, emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melakukan stock splitdengan rasio 1:10 pada 2 Desember 2022. Seturut dengan itu, kepemilikan ritel di saham tersebut naik dari 67,20% menjadi 67,27% setelah stock splitberdasarkan data per 31 Maret 2023.

Harga saham BYAN sendiri melonjak 121,16% semenjak stock split, per penutupan 3 April 2023 di angka Rp20.900/saham.

Kasus peersBMRI, yakni emiten bank milik Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga merupakan contoh yang bagus.

BBCA melakukan stock splitdengan rasio 1:5 pada 13 Oktober 2021 yang membuat kepemilikan investor ritel naik menjadi 8,73% per 31 Maret 2023, dari sebelum stock splitsebanyak 8,16%.

Mirip BYAN, harga saham BBCA juga ikut terapresiasi 21,30% sejak stock split. Per 3 April 2023, harga saham BBCA berada di posisi Rp8.800/saham.

Emiten milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga berhasil melakukan stock splitdengan rasio 1:5 pada 18 Mei 2021. Porsi kepemilikan ritel di SRTG naik dari 56,68% menjadi 58,05% beriringan dengan kenaikan harga saham 79,46% semenjak stock split.

Tidak hanya investor ritel, secara keseluruhan investor saham dari emiten-emiten di atas bertambah pasca-stock split.

Contohnya, BYAN yang mengalami pertambahan investor 4.734 orang sejak aksi pecah saham hingga data teranyar yang dirilis di BEI (akhir Februari 2023), TPIA sebanyak 727 investor baru, AKRA 4.357 orang, dan yang paling banyak peers BMRI, BBCA mencapai 125.277 investor.

Keberhasilan Stock split2017

Peluang BMRI untuk bisa mengikuti jejak BBCA dan nama moncer lainnya di atas terbuka luas. Ini sebagian berkat pengalaman positif stock splitBMRI pada 2017 silam.

Kala itu, tepatnya pada 13 September 2017, Bank Mandiri melakukan stock splitdengan rasio yang sama seperti rasio pecah saham saat ini, yakni 1:2. Harga saham BMRI pun terbagi, dari di kisaran Rp13.000-an/saham menjadi Rp6.000-an/saham.

Aksi stock splitpada tahun itu disambut positif oleh investor. Ini terlihat, dari kinerja saham BMRI yang melonjak 21,67% sejak stock splithingga akhir 2017 di posisi Rp8.000/saham.

Dalam periode yang lebih panjang, kendati sempat terganggu oleh kehadiran pandemi Covid-19 pada 2020, harga saham BMRI melambung tinggi 60% sejak stock split13 September 2017 hingga penutupan perdagangan 31 Maret 2023.

Pondasi Kokoh

Bank Mandiri sendiri berhasil mencetak kinerja yang mentereng sepanjang 2022.

Laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp 41,2 triliun sepanjang 2022. Angka tersebut meningkat 46,9% secara tahunan (YoY) dibandingkan 2021 yang sebesar Rp28,02 triliun.

Peningkatan laba bersih yang signifikan tersebut berkat tumbuhnya pendapatan bunga & syariah bersih hingga dua digit, yakni sebesar 20,31% YoY menjadi Rp87,90 triliun pada 2022.

Marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Mandiri pun tumbuh dari 4,73% pada 2021 menjadi 5,16% pada 2022. NIM Bank Mandiri di atas rerata industri perbankan RI yang sebesar 4,80% per Desember 2022

Metrik profitabilitas yang disukai investor, imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) dan imbal hasil aset (return on assets/ROA) Bank Mandiri juga tak kalah ciamik, masing-masing sebesar 22,62% (naik dari 16,24% pada 2021), dan 3,30% (naik 2,53% YoY).

Profitabilitas yang tumbuh signifikan tersebut juga tak lepas dari fungsi intermediasi Bank Mandiri yang semakin positif di tengah iklim ekonomi Tanah Air yang baik.

Sepanjang 2022, kredit secara konsolidasian emiten bank dengan kode saham BMRI tersebut mampu tumbuh positif sebesar 14,48% YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.

Perolehan kredit Bank Mandiri pada 2022 melampaui pertumbuhan kredit industri sebesar 11,35% pada periode yang sama.

Untuk outlook di tahun 2023 pun masih dikatakan positif. Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa laju pertumbuhan kredit bisa mencapai 10-12% di tahun depan. Itu merupakan ramalan BI untuk angka pertumbuhan kredit industri.

Kalau melihat dari sisi likuiditas BMRI yang tercermin dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih di bawah 80% artinya ruang untuk menyalurkan kredit juga masih terbuka lebar. Dengan peluang kredit yang masih tumbuh dobel digit dan apabila dilanjutkan dengan perbaikan kualitas aset, maka bukan tidak mungkin laba bersih BMRI hingga tahun 2023 juga ikut terkerek dobel digit.

Menurut perkiraan Tim Riset ²©²ÊÍøÕ¾, laba bersih BMRI bisa naik 13% di tahun 2023 menjadi Rp 44,6 triliun.

Sebagai informasi, menurut keterbukaan informasi, BMRI akan resmi melakukan pemecahan nilai nominal (stock split) saham dengan rasio 1:2 pada Selasa (4/4/2023).

Sebelum stock split, nilai nominal saham BMRI adalah Rp250 per saham dengan jumlah saham sebesar 46.666.666.666 saham.

Nantinya, setelahpemecahan saham, nilai nominal saham BMRI adalah Rp125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93.333.333.332 saham.

Sementara itu, untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham dan sisanya akan diperhitungkan menambah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research, divisi penelitian ²©²ÊÍøÕ¾. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(mum/mum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation