²©²ÊÍøÕ¾

IPO Watch

Laba Menurun, tapi IPO AWAN Tak Bakal "Terbang"!

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
11 April 2023 16:26
pembukaan bursa saham
Foto: ist
  • AWAN mengalami penurunan kinerja pada laba bersih yang merosot hingga 6% akibat penurunan pendapatan dan peningkatan pada beban-beban usaha.
  • IPO AWAN dijual tiga kali lebih mahal dari harga kewajarannya dengan PBV 3.
  • AWAN berencana menargetkan 200 server baru yang meliputi produk CPU, konten delivery dan storage di tahun ini dan tahun depan.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Salah satu calon emiten di sektor teknologi tak lama lagi akan menghiasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Era Digital Media Tbk. (AWAN) yang berencana listing pada 17 April 2023.

Harga penawaran berada di area Rp100-Rp110, dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 7,5 juta lot. Dengan dana IPO yang akan diraih berkisar Rp75 miliar-Rp82,5 miliar, dan market cap AWAN berkisar Rp343,5 miliar-Rp377,8 miliar.

Jika melihat dari prospektus AWAN justru kinerjanya mengalami penurunan, laba bersihnya merosot hingga 6% pada periode September 2022 dibandingkan dengan September 2021. Penurunan laba tersebut berasal dari turunnya pendapatan dan meningkatnya beban-beban usaha.

Di kala penurunan kinerja pada laporan keuangan, justru harga saham IPO AWAN ditawarkan dengan harga premium alias mahal dengan PBV tiga. Hal ini pun menjadi pertimbangan para calon investor apakah IPO AWAN layak untuk dikoleksi atau tidak.

Lebih lanjut mari ulas prospek dari IPO AWAN.

Penggunaan dana IPO

a) 80% akan disalurkan Perseroan untuk penyetoran modal kepada PT Era Awan Digital ("EAD").
b) 20% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan yaitu pembayaran gaji & kesejahteraan karyawan, sewa kantor, harga pokok penjualan (HPP), kegiatan pemasaran dan pengembangan karyawan untuk mendukung kegiatan operasional Perseroan.

Pertumbuhan laba

Melihat dari pertumbuhan pendapatan AWAN dari periode September 2021 ke 2022 mengalami penurunan sekitar 0,65%, namun secara beban pokok penjualan mengalami penurunan 25,76% sehingga margin AWAN meningkat 17,66% di kala penurunan pendapatan. Dalam hal ini AWAN berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok penjualan.

Namun dalam beban-beban di luar beban pokok penjualan yakni beban-beban usaha terdapat peningkatan sehingga laba usahanya merosot 26,78%. Hal ini pun menyebabkan laba bersih tahun berjalan AWAN merosot hingga 6%.

Rasio Keuangan

Melihat dari harga kewajarannya, harga yang ditawarkan oleh IPO AWAN terbilang cukup overvalued alias mahal. Calon investor harus membayar tiga kali lebih mahal dari harga kewajarannya.

Menariknya Gross Profit Margin (GPM) AWAN cukup tinggi di 68,47%. Dimana margin atau keuntungan dari selisih pendapatan dengan beban pokok pendapatannya sangat baik.

Dalam menghasilkan laba bersih atau Net Profit Margin (NPM) juga berada di angka yang cukup baik di 33,84%. Return on Equity (ROE) AWAN juga berada di angka yang cukup tinggi di 35,10%. Dalam mengelola modal terhadap laba bersihnya cukup baik.

Return on Asset (ROA) berada di angka yang cukup tinggi di 29,59%. Dalam mengelola aset terhadap laba bersihnya cukup baik.

Debt to Equity Ratio (DER) berada di angka yang cukup sehat di 18,62%. Dimana total hutang AWAN tidak lebih besar dibandingkan total modalnya, sehingga dalam kemampuan membayar kewajiban terhadap modalnya cukup sehat.

Dan secara Cash Ratio (CR) AWAN berada di likuiditas yang cukup besar di angka 688,10%. Dimana dalam kemampuan membayar kewajiban lancar terhadap aset lancarnya cukup baik.

Kompetitor

Berikut empat kompetitor pilihan terhadap AWAN. Dimana secara harga kewajaran LUCK paling dihargai murah dibandingkan ke empat emiten lainnya. Sehingga empat emiten lainnya sudah terbilang overvalued alias mahal secara PBV dengan PBV diatas satu.

Namun dalam menghasilkan margin justru AWAN paling tinggi dibandingkan ke empat emiten lainnya dengan GPM 68,47%. Di susul NINE dan LUCK yang memiliki GPM cukup baik, sedangkan untuk MCAS dan MTDL margin atau keuntungan dari selisih pendapatan dengan beban pokok pendapatannya masih cukup rendah.

Dan dalam menghasilkan laba bersih AWAN kembali unggul dengan NPM 33,84%. Angka ini cukup baik dibandingkan ke empat emiten lainnya yang masih di bawah NPM 10%.

Bisnis

Bisnis AWAN berada di teknologi, yakni meliputi:
a) Kegiatan Usaha Utama
- Aktivitas Teknologi Informasi Dan Jasa Komputer Lainnya
- Periklanan
- Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya
- Aktivitas Jasa Informasi Lainnya YTDL
- Perdagangan Besar Piranti Lunak
- Aktivitas Konsultasi Komputer Dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
- Jasa Konten SMS Premium
- Aktivitas Perusahaan Holding

b) Kegiatan Usaha Penunjang
- Aktivitas Pemprograman Komputer Lainnya

Prospek Bisnis

AWAN berencana menargetkan 200 server baru yang meliputi produk CPU, konten delivery dan storage di tahun ini dan tahun depan. Dimana hal ini dilakukan untuk persiapan perluasan pasar oleh AWAN untuk menggenjot pendapatan hingga laba bersih.

AWAN memperluas pangsa pasar mulai dari enterprise hingga UMKM. Perseroan ingin bisa meraih pangsa pasar yang lebih luas hingga ke UMKM agar produknya bisa dijangkau ke pasar yang lebih kecil hingga besar. Hal ini juga untuk mendorong peningkatan pendapatan AWAN.

Layak Beli Atau Tidak?

Jika melihat hasil laporan keuangan AWAN dalam prospektusnya memang AWAN mengalami penurunan kinerja hingga September 2022, di mana laba AWAN turun hingga 6% akibat penurunan pendapatan dan meningkatnya beban-beban usaha. Hal ini menjadi perhatian lebih untuk Perseroan agar dapat meningkatkan pendapatan dan mengefisiensikan beban-beban usaha.

Selain itu, harga yang di tawarkan pada IPO AWAN cukup overvalued alias mahal. Sehingga akan menjadi bahan pertimbangan untuk para calon investor apakah AWAN layak di beli di harga mahal di kala labanya justru mengalami penurunan.

Sehingga saat ini IPO AWAN belum begitu menarik. Namun jika setelah listing harga saham AWAN mendapat harga diskon hingga harganya menjadi undervalued alias murah akan bisa menjadi bahan pertimbangan. Namun pastinya juga harus melihat hasil kinerja Perseroan dari ekspansi yang AWAN lakukan apakah berhasil dalam meningkatkan laba atau justru kembali turun.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation