²©²ÊÍøÕ¾

Fundamental Pundit

Sudah Anjlok 61%, Saham Sawit Haji Isam Masih Mahal Aja!

²©²ÊÍøÕ¾ Research, ²©²ÊÍøÕ¾
27 April 2023 12:03
Pencatatan perdana PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR). (Tangkapan Layar)
Foto: Pencatatan perdana PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR). (Tangkapan Layar)
  • Penurunan hingga 61% dari harga tertinggi tidak membuat valuasi JARR murah
  • Belum lagi, kinerja keuangan Jhonlin Agro teranyar malah jeblok
  • Pasar CPO minim katalis usai menembus rekor pada tahun lalu

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penurunan tajam hingga 61% dari harga tertinggi (all time high/ATH) tidak lantas membuat valuasi saham perkebunan sawit PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) menjadi murah. Apalagi, kinerja keuangan teranyar emiten Haji Isam tersebut jeblok.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham JARR sudah anjlok 61,38% dari harga ATH yang sempat disentuh pada hari ketiga pasca-debut di bursa, tepatnya pada 8 Agustus 2022 di harga Rp580/saham.

Kini saham JARR diperdagangkan di angka Rp224/saham, atau turun 25,33% dari harga penawaran perdana (IPO).

JARR sendiri melantai di bursa pada 4 Agustus 2022 dengan harga penawaran Rp300/saham dan meraup dana segar Rp367 miliar.

Kinerja saham yang tidak memuaskan tersebut dibarengi oleh kinerja keuangan perusahaan yang tertekan.

Terbaru, JARR mencatatkan penurunan laba bersih hingga 73% pada kuartal I-2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja JARR yang kurang apik dibayangi harga CPO yang merosot.

Berdasarkan laporan Keterbukaan Informasi yang dikutip pada Rabu, (26/4/2023), JARR mencatatkan laba tahun berjalan per 31 Maret 2023 sebesar Rp21,38 miliar. Angka ini turun jauh dari periode sama tahun lalu, Rp79,68 miliar.

Penurunan laba bersih perusahaan terjadi di tengah penurunan harga crude palm oil (CPO) secara global. Hingga akhir Maret 2023 harga CPO berada di level MYR 3.761/ton. Secara year to date harga CPO merosot nyaris 10%.

Penurunan CPO berasal dari kekhawatiran The Fed yang masih terus menaikkan suku bunga acuannya di tengah ketidakpastian ekonomi dan kejatuhan bank-bank. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sehingga menurunkan permintaan CPO.

Permintaan yang turun. Impor India merosot 30% pada bulan Februari 2023 dibanding bulan sebelumnya, terendah dalam delapan bulan. Diketahui India merupakan importir terbesar dalam komoditas CPO. Diketahui banyak pembeli beralih ke minyak kedelai dan minyak bunga matahari.

Adapun pendapatan JARR juga tercatat tertekan, penjualan bersihnya turun menjadi Rp1,05 triliun dari semula Rp1,30 triliun.

Meski pendapatan turun, beban pokok penjualan JARR malah membaik dari tahun sebelumnya. Tercatat, beban pokok penjualan Jhonlin Agro berkisar di angka Rp981,9 miliar, dari tahun lalu 1,17 triliun.

Aset perusahaan tercatat turun menjadi Rp2,98 triliun, dengan liabilitasRp1,81 triliun. Namun, Ekuitas perusahaan tercatat naik menjadi Rp1,17 triliun.
Memang, rasio profitabilitas JARR juga tidak sementereng kompetitor (peers).

Marjin laba kotor (GPM) JARR hanya 6,67%, di bawah pemain besar macam LSIP (32,53%) atau AALI (10,71%). ANJT pun masih memiliki GPM di atas JARR (20,01%).

Demikian pula marjin laba operasi (OPM) JARR yang hanya 3,93%, jauh lebih kecil ketimbang peers, macam TAPG (32,42%) atau LSIP (26,31%).

Setali tiga uang, marjin laba bersih (NPM) JARR sangat kecil (2,03%), juga di bawah peers.

Adapun, rasio penting macam return on equity (ROE) JARR yang meski kecil (7,28%), lebih baik dibandingkan AALI (4,08%) atau ANJT (5,15%).

Valuasi JARR

Seperti disinggung di atas, kendati harga saham sudah turun jauh, valuasi JARR masih terbilang mahal (overvalued).

Dengan menggunakan metrik multiples price-to earnings ratio (PER), harga saham JARR saat ini diperdagangkan 20,95 kali di atas laba per saham (EPS) perusahaan. Ini lebih tinggi dibandingkan TAPG (4,33 kali), LSIP (6,68 kali) dan bahkan AALI (16,43 kali).

PER 20,95 kali tersebut juga di atas rerata PER industri 13,3 kali.

Demikian pula, metrik price-to book value ratio (PBVR) JARR yang sebesar 1,79 kali, juga di atas peers (macam LSIP 0,63 kali dan AALI 0,67 kali) dan industri 1,01 kali.
Karena itu, dengan menggunakan gabungan rasio multiples di muka, nilai wajar saham JARR adalah Rp146/saham, atau risiko penurunan (downside) 34,78% dari harga penutupan 26 April 2023.

Soal Jhonlin Agro

PT Jhonlin Agro Raya didirikan pada 30 April 2014. Perusahaan memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 20.000 hektar sesuai dengan surat keputusan Gubernur Kalimantan Selatan nomor 188.48/136/DPMPTSP/III/2017 tanggal 08 Maret 2017 tentang pemberian izin lokasi perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.

Jhonlin memiliki sumber daya untuk mewujudkan hilirisasi usaha perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang terintegrasi mulai dari perkebunan kelapa sawit sampai dengan pengolahan menjadi bahan campuran biodiesel.

Selain memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 17.020,26 Ha yang menghasilkan tandan buah segar, Perseroan juga memiliki Pabrik Biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari yang berlokasi di Batulicin, Kecamatan Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan yangdibangun sejak 2019 dan mulai beroperasiSeptember 2021, serta diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 21 Oktober 2021.

Pengapalan perdana produk utama Perseroan yaitu FAME, dilakukan pada bulan September 2021 dengan mengirimkan 4.999,311 KL ke Pertamina Wayame.

Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 150.K/EK.05/DJE/2021 tanggal 30 November 2021, Perseroan merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang memperoleh penetapan alokasi volume sebanyak 302.998 KL (2,95%) dari seluruhnya sebesar 10.151.118 kL dalam rangka pengadaan bahan bakar nabati jenis biodisel untuk pencampuran bahan bakar minyak jenis solar periode Januari sampai dengan Desember 2022.

Prospek Sawit

Sebagai perusahaan yang sensitif terhadap pergerakan komoditas, lesunya harga minyak sawit (CPO) tahun ini akan mempengaruhi outlook Jhonlin Agro ke depan.

Pada 2022, berbarengan dengan melonjaknya harga komoditas dunia, harga kontrak CPO acuan di Bursa Malaysia menembus ATH pada Mei di tengah kecamuk perang Rusia-Ukraina dan larangan ekspor sementara oleh Indonesia.

Harga CPO berada di rata-rata MYR4.943/mt, di atas rerata 2021 (MYR 4.142/mt) atau bahkan di atas rerata 2017-2020 (MYR2.489/mt).

Namun, harga CPO mendingin di 2023, turun sekitar 40% dari level tertinggi tahun lalu (MYR6,941).

Kendati masih tinggi, rerata harga kontrak CPO Malaysia diproyeksikan berada di rentang MYR3.900/mt - MYR4.000/mt di tengah ketidakpastian global, termasuk risiko resesi, yang bisa menekan permintaan minyak sawit.

Belum lagi, fenomena El Nino yang diprakirakan akan muncul pada paruh kedua 2023 bisa turut menekan harga CPO. Menurut catatan S&P Global, El Nino secara historis dikaitkan dengan harga CPO yang melemah, yang mana harga turun menjadi rata-rata sekitar USD535/t pada 2018-2019.

Singkatnya, dengan kinerja belum mentereng dan valuasi mahal dan katalis yang minim, sebaiknya investor perlu memikirkan ulang untuk berinvestasi di saham JARR.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research, divisi penelitian ²©²ÊÍøÕ¾. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(trp/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation