
Wah! PT Mahaka Media (ABBA) Dapat Notasi E Dari Bursa

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) mendapatkan "tato" dari Bursa Efek Indonesia akibat memiliki liabilitas yang lebih besar daripada aset.
ABBA saat ini bisa dihindari oleh investor terutama karena memiliki ekuitas negatif. Sebab, perusahaan yang memiliki ekuitas negatif memiliki risiko dari kemampuan pembayaran utang.
Turunnya nilai kas dan setara kas ABBA membuat tingkat likuiditas menurun, sementara utang jangka pendeknya cenderung stagnan. Sehingga risiko gagal bayar utang jangka pendek pun ikut meningkat.
Selain itu, saat ini valuasi ABBA mahal karena berada di PE -17 kali akibat membukukan rugi Rp10,94 miliar pada kuartal pertama 2023.
PT Mahaka Media Tbk mendapatkan notasi khusus "E" yang memiliki makna laporan keuangan terakhir menunjukkan ekuitas negatif berdasarkan laporan keuangan 2023 kuartal pertama.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, tercatat ada defisit modal bernilai Rp8,19 miliar. Defisit modal terjadi ketika jumlah liabilitas lebih besar dibandingkan dengan jumlah aset.
Meskipun demikian, nilai ekuitas negatif yang dialami oleh ABBA lebih disebabkan oleh penurunan aset. Di sisi lain, nilai liabilitas juga ikut turun.
ABBA memiliki jumlah aset sebesar Rp317,79 miliar per 31 Maret 2023, turun dari posisi 31 Desember 2022 sebesar Rp388,88 miliar.
Adapun aset ABBA terdiri dari aset lancar senilai Rp124 miliar dan aset tidak lancar senilai Rp193,78 miliar. Penurunan total aset terjadi karena nilai aset lancar yang berkurang. Terutama karena kas dan setara kas perusahaan yang menurun.
Per 31 Maret 2023 nilai kas dan setara kas ABBA tercatat sebesar Rp19,46 miliar, turun drastis dari Rp74,45 miliar per 31 Desember 2022.
Berdasarkan laporan keuangan, nilai kas dan setara kas yang menurun drastis disebabkan oleh penarikan deposito dengan mata uang rupiah di beberapa bank seperti BRI, Bank KB Bukopin, dan Bank Aladin Indonesia Syariah.
Hingga akhir 2022, nilai deposito di ketiga bank tersebut adalah masing-masing Rp16 miliar, Rp10 miliar, dan Rp10 miliar. Sehingga total deposito ABBA adalah sebesar Rp4,1 miliar saja dari Rp40,06 miliar.
Sementara itu, liabilitasnya tercatat sebesar Rp325,98 miliar yang terbagi menjadi liabilitas jangka pendek Rp155,87 miliar dan liabilitas jangka panjang senilai Rp170,11 miliar.
Liabilitas terbesar yang dimiliki oleh ABBA adalah utang pihak berelasi yang besarannya adalah sepertiga dari total liabilitas perusahaan. Tepatnya sebesar Rp100,73 miliar dan salah satunya utang kepada Erick Thohir yang adalah pengendali utama senilai Rp8,66 miliar.
Dijelaskan dalam catatan laporan keuangan, utang pihak berelasi kepada PT Electronic City Entertainment, PT Kirana Cipta Propertindo, PT Radio Attahiriyah, PT Electronic City Indonesia Tbk, Erick Thohir, PT Beyond Media, PT Mahaka Visual Integra, Trinugraha Sports Pte. Ltd., PT Suara Irama Indah, PT Trinugraha Thohir dan PT Mahaka Sport Entertainment merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dan digunakan sebagai modal kerja. Pinjaman ini dikenai bunga sebesar 5% per tahun dan tanpa jaminan.
Sisanya adalah utang yang tercipta karena pinjaman yang dilakukan oleh entitas anak yang dikenai bunga dari 0% hingga 12% per tahun. ABBA sendiri saat ini mulai fokus pada lini bisnis digital. Di mana perusahaan menargetkan pertumbuhan lini bisnis tersebut pada 2023 tumbuh 20%.
Ini menjadi kompensasi dari segmen radio yang makin lama tergerus oleh digital.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
[email protected]
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(pap/pap)