²©²ÊÍøÕ¾

KTT ASEAN 2023

ASEAN Bakal Terang Benderang di 2040

rev, ²©²ÊÍøÕ¾
06 September 2023 09:50
Pekerja menyelesaikan pemasangan bendera negara-negara ASEAN dan mitranya yakini China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan lainya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (4/9/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Pekerja menyelesaikan pemasangan bendera negara-negara ASEAN dan mitranya yakini China, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang dan lainya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (4/9/2023). (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga berlistrik dengan jumlah rumah tangga total atau yang dikenal sebagai rasio elektrifikasi khususnya di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa negara di kawasan ASEAN telah mencapai elektrifikasi penuh, seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand, atau hampir penuh dalam kasus Vietnam (diperkirakan 99%).

Dilansir dari International Renewable Energy Agency (IRENA), elektrifikasi ASEAN berada dikisaran angka 78% pada 2014/2015 dan diproyeksikan akan mendekati 100% pada 2030. Sedangkan beberapa negara saat ini memiliki tingkat akses yang tinggi terhadap listrik. Negara-negara tersebut yaitu Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.

Sedangkan saat ini terdapat lima negara lainnya yang belum mencapai rasio elektrifikasi 100% yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Indonesia, dan Filipina. Hal ini disampaikan oleh Akbar Bagaskara, Peneliti Sistem Ketenagalistrikan, Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam forum diskusi publik bertema "Sinergi Stakeholder dalam Upaya Peningkatan Elektrifikasi dan Konsumsi Listrik Per Kapita di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Ketenagalistrikan. Energi dan Sumber Daya Mineral.

Berdasarkan data ASEAN Centre for Energy (ACE) pada tahun 2021, Indonesia memiliki rasio elektrifikasi sebesar 99%, disusul Filipina sebesar 97%, Laos sebesar 95%, Kamboja sebesar 81%, dan Myanmar sebesar 51%. Indonesia dan Filipina belum mencapai rasio elektrifikasi 100% karena kondisi negara kepulauan. Kondisi ini menjadi tantangan dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya yang merupakan daratan sehingga lebih mudah dalam penyaluran listriknya," jelas Akbar.

Dilansir dari ASEAN Center for Energy, pada tahun 2030 diharapakan tujuh dari ASEAN Member State (AMS) dapat mencapai elektrifikasi rumah tangga 100%. Sementara Kamboja akan mencapai 95%, Laos 98%, dan Myanmar 91%.

Myanmar, yang memiliki tingkat elektrifikasi terendah di antara negara-negara ASEAN dengan tingkat elektrifikasi sebesar 51,7% pada tahun 2020. Namun begitu, Myanmar berkomitmen untuk mengisi kesenjangan sebesar 48,3% dalam waktu kurang dari satu dekade.

Dengan upaya yang terfokus, Laos dapat mengisi kesenjangan sebesar 5%, mendorong tingkat elektrifikasi ASEAN menjadi 99,9% pada tahun 2030. Kesenjangan sebesar 0,1% dapat diisi dengan semakin mendorong upaya elektrifikasi Kamboja dari 95% menjadi 100%. Rata-rata tahunan yang dibutuhkan pertumbuhan elektrifikasi sebesar 0,5%.

Selanjutnya, Kamboja diprediksi akan menjadi negara terakhir di ASEAN yang sepenuhnya melistriki semua rumah tangga pada tahun 2040 di bawah AMS (National) Targets Scenario (ATS) dan APAEC (Regional) Targets Scenario (APS). Dengan demikian, elektrifikasi universal ASEAN akan memenuhi target Sustainable Development Goal (SDG) 7 pada tahun 2040.

ASEAN Electrification Rate and Clean Cooking Access, ATSFoto: ASEAN Electrification Rate and Clean Cooking Access, ATS
Source: ASEAN Center for Energy

Dalam mencapai rasio elektrifikasi 100%, terdapat tantangan yang perlu dihadapi, yakni kurangnya transmisi dan distribusi khususnya bagi masyarakat yang paling terpencil dan sulit dijangkau.

Hal ini disebabkan tidak hanya tidak hanya disebabkan oleh hambatan geografis, tetapi juga masalah kualitas listrik, keandalan pasokan listrik, dan keterjangkauan harga, yang sejalan dengan kebutuhan energi modern.

Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi langkah-langkah elektrifikasi, seperti perluasan jaringan listrik, pembangkit listrik mandiri sistem, dan jaringan listrik mini dapat meningkatkan upaya elektrifikasi 100%.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation