
Harga Batu Bara Ambruk 3%, Gara-Gara Eropa Nih

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara ambruk, pasca menguat tipis pada perdagangan kemarin. Pelemahan harga si pasir hitam terjadi akibat penurunan konsumsi dan perkiraan kenaikan produksi energi di Eropa dan Amerika Serikat (AS).Â
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak November ditutup di posisi US$ 142 per ton atau terkoreksi 2,97"% pada perdagangan Kamis (19/10/2023). Penurunan ini menjadikan kinerja batu bara sepanjang Oktober ambles 9,18%.
Penurunan harga batu bara diiringi dengan terkoreksinya harga tenaga listrik Eropa di tengah perkiraan produksi tenaga angin yang lebih tinggi di Jerman, ditambah konsumsi yang juga terlihat menurun.
"Pasokan tenaga angin diperkirakan akan terus meningkat besok...Di Jerman, konsumsi diperkirakan turun," kata analis LSEG Riccardo Parviero dalam sebuah catatan yang dikutip dari Reuters.
Pasokan tenaga angin di Jerman diperkirakan sebesar 29 gigawatt (GW) pada hari Jumat, naik 4 GW dari hari ke hari, menurut data LSEG. Prediksi permintaan energi di Jerman terpantau turun 600 megawatt (MW) secara harian menjadi 57 GW pada Jumat.
Di sisi lain, di Jerman, pasar listrik terbesar di Eropa, pemanas rumah sebagian besar masih menggunakan gas dan minyak. Oleh karena itu, harga listrik ecerannya lebih kebal terhadap faktor cuaca.
Jerman juga telah tercatat memiliki pasokan energi tinggi sebagai antisipasi ketegangan di Timur Tengah dan ketakutan akan sabotase pada infrastruktur pipa intra-Eropa.
Persoalan energi serupa juga terjadi di Amerika Serikat (AS) yang menjadikan sentimen penurunan harga. Penurunan disebabkan kapasitas penyimpanan yang tinggi, rekor produksi, dan cuaca yang belum menunjukkan perubahan ekstrim.
Para analis mengatakan peningkatan produksi minggu lalu kemungkinan lebih besar dari perkiraan karena rekor produksi dan cuaca yang lebih sejuk dari biasanya yang membuat permintaan pemanas dan pendingin ruangan tetap rendah.
Beralih ke pasar domestik, Bank Indonesia (BI) akhirnya menaikkan suku bunga acuan pada Oktober 2023. Kini BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) berada di level 6%. Kenaikan suku bunga bisa juga semakin membebani perusahaan batu bara mengingat besarnya ongkos pinjaman ke bank sehingga ekspansi bisa terganggu. Kenaikan dalam jangka panjang juga bisa menekan konsumsi dan pertumbuhan yang pada akhirnya berujung pada melemahnya permintaan listrik dan batu bara.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(mza/mza)