
Valuasi Murah, Asing Parkir Duit Lagi di Pasar Saham RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah ambrol lebih dari 2% pekan lalu, ternyata valuasinya semakin terdiskon, bahkan sudah lebih murah dari negara tetangga, Malaysia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh ²©²ÊÍøÕ¾ Research, berdasarkan indikator Price to Earning Ratio (PER) kini IHSG dihargai 13,92 kali, besaran ini lebih rendah atau lebih murah dibandingkan beberapa negara tetangga di Asia Pasifik seperti Malaysia, China, Korea Selatan, Australia, dan Jepang. Akan tetapi, masih lebih tinggi dibandingkan Singapura.
Jika membandingkan dengan rata-rata selama lima tahun yang berada di angka 23,24 kali, valuasi IHSG saat ini sangat jauh lebih murah. Kondisi IHSG yang terdiskon saat ini terjadi akibat koreksi yang terjadi sepanjang pekan lalu dimana IHSG sempat terperosok lebih dari 2% dan menyentuh ke level 6600.
Koreksi IHSG yang terjadi pekan lalu diketahui lebih dipengaruhi faktor eksternal seperti penantian pelaku pasar terhadap hasil keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), penerbitan obligasi 10 tahunan AS, ekonomi China yang lesu hingga eskalasi perang di Timur Tengah yang makin memanas.
Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz menyatakan menjelang FOMC dan pengumuman penerbitan obligasi 10 tahunan AS (US Treasury) pada kuartal ini, pelaku pasar jadi cenderung wait and see.
"Menjelang FOMC dan pengumuman US Treasury issuance untuk kuartal ini sepertinya market expect more hawkish dari the Fed dan issuance yang lebih besar dari US Treasury" ungkap Irman.
Ekonom Maybank Myrdal Gunarto juga menyatakan beberapa sentimen yang membuat IHSG koreksi diantara perkembangan ekonomi global yang kurang kondusif akibat kondisi manufaktur China yang terkontraksi.
"Pertama ada aksi ambil langkah aman dari investor yang menanti putusan the Fed nanti malam, kedua perkembangan ekonomi global kalo kita lihat masih kurang kondusif terutama dari China PMI manufakturnya kontraksi, outlooknya jadi ga bagus buat ekonomi global, kekhawatiran terhadap imported inflation datanya masih terlihat" Myrdal Gunarto
Kemudian, setelah pengumuman the Fed yang hasilnya sesuai ekspektasi pasar yaitu dengan menahan suku bunga lagi. Pasar saham RI terpantau mulai bangkit, tercatat pada perdagangan kemarin, Kamis (2/11/2023) IHSG sempat melonjak nyaris 2%. Adapun Adapun indeks ditutup terapresiasi 1,64% ke 6.751,38 pada penutupan perdagangan kemarin.
Hari ini, Jumat (3/11/2023) hingga akhir sesi I IHSG masih melanjutkan penguatan sebesar 0,87% ke posisi 6810,43. Penguatan IHSG hari ini sejalan dengan aliran dana asing yang terpantau mulai masuk kembali ke Tanah Air.
Tercatat pada kemarin, asing mencatatkan net buy Rp113,37 miliar di regional market. Tiga saham perbankan besar yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masih menjadi pilihan asing, berikut rincian lima saham teratas yang diburu asing :
Menelisik lebih jauh, aliran dana asing terhadap pasar keuangan RI ternyata sudah mulai membaik. Berdasarkan data yang dikumpulkan ²©²ÊÍøÕ¾ Research dari sumber Bank Indonesia (BI) inflow asing mulai merangkak naik sejak terperosok paling dalam pada Juli 2023 lalu, baik dari saham, Surat Berharga Negara (SBN), dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)
Kembalinya dana asing ke Tanah Air menunjukkan kepercayaan diri akan prospek pertumbuhan perekonomian domestik yang masih positif sejalan dengan fundamental Indonesia yang resilient.
Pada Senin depan (6/11/2023) akan ada rilis Gross Domestik Bruto (GDP) Indonesia untuk periode triwulan III/2023. Pelaku pasar memperkirakan GDP bisa tetap tumbuh positif di atas 5% secara tahunan (year-on-year/yoy), walaupun akan sedikit turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17% yoy.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(tsn)